IkutinIkutinIkutin
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
IkutinIkutin
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
Jelajah
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
Follow US
2024 ©️ Fawz Finansial Indonesia. All Rights Reserved.
Newsletter

The Fed Bakal Stop QT, Apa Artinya untuk Obligasi Indonesia?

By Aurelia Tanu 14 hours ago Newsletter
Image source: AP/ bloomberg.com
SHARE

PT Fawz Finansial Indonesia
Newsletter Bonds Market
1 November 2025


Benchmark Series

Series Maturity Date Coupon Price 15/9/2025 Price 3/11/2025 Price Changes
FR0106 15 Aug 2040 7,125% 106.15 107.60 1.4%
FR0103 15 Jul 2035 6,750% 105.40 105.10 -0.3%
FR0104 15 Jul 2030 6,500% 105.25 104.45 -0.8%
FR0098 15 Jun 2038 7,125% 106.20 107.40 1.1%
FR0097 15 Jun 2043 7,125% 105.25 107.60 2.2%

Obligasi Terlaris Berdasarkan Volume 

Series Avg Price Volume (bio) Freq
FR0103 104.97 6,397.22 88.00
PBS003 101.14 5,254.39 76.00
FR0096 105.60 3,319.67 44.00
PBS030 102.24 2,739.06 67.00
PBS032 100.11 2,545.60 113.00

Benchmark All Time High (ATH) & All Time Low (ATL)

Series Yield Bid Offer
ATL ATH ATL ATH ATL ATH
FR0106 6,90% 7,34% 98,04 107,05 97,71 107,35
FR0103 6,28% 7,21% 96,65 105,55 96,65 106,15
FR0104 6,05% 7,06% 97,50 104,00 96,50 104,60
FR0098 6,21% 7,24% 99,15 108,80 98,05 107,80
FR0097 6,34% 7,49% 96,20 108,80 94,99 108,05

Image source: AP/ bloomberg.com

The Fed Bakal Stop QT, Apa Artinya untuk Obligasi Indonesia?

Pada pertemuan FOMC Oktober 2025, The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps ke level 3,75%–4,00%. Pemangkasan ini dilakukan di tengah tanda-tanda perlambatan ekonomi AS, dengan inflasi yang mulai mereda dan pasar tenaga kerja yang tidak sekuat tahun sebelumnya.

Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa arah kebijakan selanjutnya masih bergantung pada data ekonomi yang akan dirilis, terutama karena shutdown pemerintahan AS sempat menunda publikasi sejumlah indikator penting. Powell juga memberi sinyal bahwa pemangkasan lanjutan pada Desember belum menjadi keputusan pasti, menandakan sikap hati-hati dalam mengelola transisi kebijakan.

Selain menurunkan suku bunga, The Fed juga mengumumkan langkah penting lain: penghentian Quantitative Tightening (QT) mulai 1 Desember 2025.

Apa Itu Quantitative Tightening (QT)?
Quantitative Tightening (QT) adalah kebijakan bank sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar di sistem keuangan. Sebelumnya, saat pandemi dan krisis ekonomi, The Fed melakukan kebijakan sebaliknya yang disebut Quantitative Easing (QE). Dalam QE, The Fed membeli surat utang pemerintah (US Treasury) dan obligasi lain dalam jumlah besar untuk menambah likuiditas ke pasar. Tujuannya sederhana: membuat uang beredar lebih banyak, suku bunga lebih rendah, dan mempermudah pembiayaan ekonomi.

Kemudian, ketika ekonomi mulai pulih, The Fed tidak bisa terus “menyiram” pasar dengan uang. Maka, dimulailah kebijakan QT, kebalikannya dari QE. Dalam QT, The Fed tidak lagi membeli obligasi baru dan membiarkan aset yang dimilikinya jatuh tempo tanpa diganti. Dengan begitu, uang yang sebelumnya beredar di sistem perlahan “ditarik” kembali.

Ibaratnya, kalau QE adalah menambah air ke dalam kolam ekonomi, QT adalah menguras sebagian airnya agar permukaannya kembali normal. Efeknya, jumlah uang beredar menurun, likuiditas mengetat, dan suku bunga pasar naik karena pasokan dana di sistem keuangan berkurang.

Apa Dampaknya Jika The Fed Menghentikan QT?
Ketika QT dihentikan, berarti The Fed tidak lagi menarik likuiditas dari sistem keuangan. Dampaknya berikut:
– Yield US Treasury berpotensi turun
Berkurangnya tekanan jual obligasi membuat harga naik dan yield menurun
– Selera risiko global membaik
Investor cenderung beralih ke aset berisiko seperti saham dan obligasi di emerging markets.
– Arus modal ke negara berkembang meningkat
Likuiditas dolar yang lebih tinggi mendorong dana mengalir ke negara-negara dengan imbal hasil lebih menarik seperti Indonesia
– Dolar AS cenderung melemah
Peningkatan pasokan dolar dan penurunan yield menekan nilai tukar USD terhadap mata uang lain

Singkatnya, penghentian QT dapat menjadi titik balik bagi pasar global, dari periode pengetatan likuiditas menuju stabilisasi. Namun, euforia ini tidak serta-merta menjamin penurunan yield secara berkelanjutan, karena faktor lain seperti ekspektasi suku bunga dan kondisi fiskal AS masih akan mempengaruhi arah pasar.

Sentimen Positif Untuk Obligasi Indonesia?

Rencana The Fed untuk menghentikan Quantitative Tightening (QT) mulai 1 Desember 2025 menjadi titik balik penting dalam arah kebijakan moneter global. Saat The Fed berhenti “menyerap” uang dari sistem, dana likuid yang sebelumnya tertahan di aset-aset dolar akan mencari peluang imbal hasil yang lebih tinggi di luar AS. Indonesia menjadi salah satu tujuan menarik bagi arus modal tersebut. Dengan yield SBN yang masih jauh di atas US Treasury dan fundamental ekonomi yang relatif kuat, pasar obligasi domestik berpotensi menerima aliran dana baru dari investor asing.

Saat ini, yield SBN tenor 10 tahun berada di kisaran 6%, sementara yield US Treasury 10 tahun sekitar 4%, memberikan selisih sekitar 200 basis poin. Perbedaan ini menunjukkan bahwa Indonesia menawarkan return yang jauh lebih tinggi, menjadikannya destinasi menarik bagi investor global di tengah kondisi likuiditas global yang mulai longgar.

Meningkatnya potensi arus modal masuk (capital inflow) dapat memperkuat pasar obligasi domestik. Permintaan yang lebih tinggi berpotensi menekan yield di pasar sekunder dan membuka peluang capital gain bagi investor, terutama pada tenor menengah-panjang yang sensitif terhadap perubahan likuiditas global. Selain itu, peningkatan likuiditas global juga berpotensi mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah, memperkuat kepercayaan terhadap aset berdenominasi Rupiah.

Kondisi Obligasi Indonesia Saat Ini
Pasar obligasi Indonesia saat ini bergerak dalam fase “wait and see”, di tengah campuran sentimen positif dan negatif dari global.
– Faktor positif:
Penghentian QT membuka peluang bagi kembalinya dana asing dan perbaikan likuiditas global.
– Faktor negatif:
Ketidakpastian arah suku bunga The Fed di Desember dan meredanya perang dagang AS–China justru mendorong sebagian investor berpindah ke aset berisiko non-obligasi seperti saham.

Meskipun The Fed memangkas suku bunga pada Oktober, pasar belum sepenuhnya yakin akan adanya pemangkasan tambahan di Desember. Ketidakpastian ini membuat pelaku pasar menahan diri, tercermin dari kenaikan yield US Treasury 10 tahun ke 4,10% dan yield SBN 10 tahun ke 6,05%.

Secara keseluruhan, pasar obligasi Indonesia masih stabil dengan kecenderungan positif dalam jangka menengah. Faktor penghentian QT menjadi penyeimbang di tengah ketidakpastian suku bunga dan rotasi aset global.

Rekomendasi
Secara keseluruhan, pasar obligasi Indonesia mulai menunjukkan tanda stabil meski masih dibayangi ketidakpastian global. Rencana penghentian Quantitative Tightening (QT) oleh The Fed menjadi katalis positif utama yang dapat memperlonggar likuiditas global dan membuka ruang bagi arus masuk dana asing ke pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Namun, investor tetap perlu mencermati arah kebijakan suku bunga The Fed di Desember serta perkembangan hubungan dagang AS–China yang kini mulai mereda. Dua faktor ini akan menjadi penentu utama pergerakan yield global ke depan.

Dalam kondisi seperti ini, obligasi tenor panjang berpotensi memberikan keuntungan lebih besar. Jika likuiditas global membaik dan ekspektasi pemangkasan suku bunga menguat, yield jangka panjang bisa turun signifikan sehingga membuka peluang capital gain yang lebih menarik.

  • Obligasi IDR 

Tenor Pendek (3-5 tahun) FR40, FR84, FR59, FR95, FR101, FR104, FR82, PBS03, PBS21

Tenor Menengah (5-10 Tahun) FR87, FR91, FR96 , FR65, FR100, FR103, PBS29

Tenor Panjang (>10 Tahun) FR98, FR106, FR92, FR97, FR107, FR76, FR89, FR102, FR105, PBS37, PBS39, PBS05, PBS33, PBS38 

  • Obligasi USD

Tenor Pendek (3-5 tahun) Indon26, Indon29 New 

Tenor Menengah (5-10 Tahun) Indon30 New, Indon35

Tenor Panjang (>10 Tahun) Indon53, Indon52, Indon44, Indon46, Indon49

 

Disclaimer:

Buletin ini dimaksudkan untuk tujuan informasi dan bukan sebagai dasar untuk membeli dan menjual keputusan. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa depan. Klien harus mengetahui dan memahami risiko di Pasar Modal dan memahami isi buletin sebelum mengambil tindakan terkait. Oleh karena itu, PT Fawz Finansial Indonesia tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung atau tidak langsung yang diderita oleh klien sebagai akibat dari penggunaan informasi dalam buletin ini.

By Aurel Fawz Finansial Indonesia

 

You Might Also Like

Trump Ancam Tarif 100% Lagi untuk China, Saatnya Beralih Kembali ke Obligasi?

Asing Ramai Jual Obligasi Indonesia, Profit Taking atau Ada Sinyal Lain?

Bagaimana Nasib Obligasi di Tangan Menteri Keuangan Baru Purbaya?

Ada Aksi Demo Bubarkan DPR, Bagaimana Nasib Obligasi Indonesia?

The Fed Hampir 100% Pangkas Suku Bunga di September, Obligasi Siap-siap Meroket?

TAGGED: Fed stop QT, pasar obligasi Indonesia, Quantitative Tightening, The Fed FOMC
Aurelia Tanu November 3, 2025 November 3, 2025
Previous Article ASII Siap Buyback Saham Sebesar Rp 2 Triliun
Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

IkutinIkutin
Komplek CitraLand Gama City, Madison Avenue, Blok R6 No. 90, Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia
adbanner
AdBlocker Terdeteksi
Kami dengan hormat meminta Anda mempertimbangkan untuk memasukkan situs web kami ke dalam daftar putih AdBlocker, karena situs tersebut beroperasi dengan dukungan iklan. Keputusan Anda untuk memasukkan situs kami ke dalam daftar putih akan memberikan kontribusi besar dalam mempertahankan operasinya.
Okay, I'll Whitelist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?