PT Fawz Finansial Indonesia
NEWSLETTER
1 November 2023
16 Oktober 2023 | 1 November 2023 | Perbedaan | % | |
---|---|---|---|---|
IHSG | 6.927 | 6.752 | -175 | -2.5% |
LQ45 | 940 | 892 | -48 | -5.1% |
EIDO | 21.7 | 20.3 | -1.4 | -6.5% |
Japan Nikkei 225 | 32.316 | 30.859 | -1457 | -4.5% |
Shanghai CI | 3.088 | 3.019 | -69 | -2.2% |
Dow Jones | 33.670 | 33.053 | -617 | -1.8% |
Nasdaq | 13.407 | 12.851 | -556 | -4.1% |
Emas | 1.937 | 1.993 | 56 | 2.9% |
Pasangan Capres-Cawapres Sudah Ditetapkan, Bagaimana Respon Pasar?
Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2024 telah resmi ditetapkan. Adapun, 3 bakal pasangan capres-cawapres ini adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Ganjar Pranowo-Mahfud Md, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Lengkapnya capres-cawapres ini pun dinilai dapat memberikan sentimen yang positif, karena pelaku pasar kini bisa menilai potensi dari masing-masing pasangan.
Namun, sekalipun dianggap dapat menjadi sentimen positif, nyatanya ketiga pasangan calon ini justru disambut dingin bahkan negatif oleh pasar saat mereka diumumkan sebagai capres maupun cawapres. Sebagai informasi, saat Prabowo resmi dicalonkan pada 12 Agustus 2022 lalu, IHSG terpantau anjlok 0,43%. Begitu pula saat pengumuman Anies, IHSG juga turun 0,44% pada 3 Oktober 2022. Sementara untuk Ganjar, respon IHSG tidak begitu terlihat karena ia diumumkan saat libur panjang lebaran, yaitu pada 21 April 2023, dan IHSG baru kembali dibuka pada 26 April 2023, sehingga terdapat jeda sebanyak 5 hari.
Sementara jika dibandingkan dengan saat presiden Jokowi resmi dicalonkan sebagai capres oleh PDI-Perjuangan pada 12 Maret 2014, IHSG terpantau melesat 3,23%. IHSG juga kembali menguat 0,41% saat Jokowi kembali dicalonkan untuk periode kedua pada 23 Februari 2018. Adapun berikut rangkuman pergerakan IHSG setelah pengumuman capres dan cawapres:
Nama | Tanggal Pengumuman | Tanggal
Market |
Pergerakan IHSG |
Prabowo Subianto | 12 Agustus 2022 | 12 Agustus 2022 | -0,43% |
Anies Baswedan | 3 Oktober 2022 | 3 Oktober 2022 | -0,49% |
Ganjar Pranowo | 21 April 2023 | 26 April 2023 | 0,19% |
Muhaimin Iskandar (Cak Imin) | 31 Agustus 2023 | 31 Agustus 2023 | -0,19% |
Mahfud MD | 18 Oktober 2023 | 18 Oktober 2023 | 0,17% |
Gibran Rakabuming Raka | 22 Oktober 2023 | 23 Oktober 2023 | -1,57% |
Nah, pertanyaannya, kenapa pasar merespon dingin dan bahkan negatif? Apakah visi misi yang disampaikan para pasangan capres-cawapres ini tidak sesuai dengan keinginan pasar? Adapun berikut rangkuman visi misi capres-cawapres Pemilu 2024 mendatang yang dilansir dari kompas.com:
Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar
Pasangan yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Nasdem ini mengusung visi “Indonesia Adil untuk Semua”. Visi tersebut pun akan diwujudkan dalam 8 misi yang disebut sebagai “8 Jalan Perubahan”. Adapun berikut 8 misi tersebut:
- Memastikan ketersediaan kebutuhan pokok dan biaya hidup murah melalui kemandirian pangan, ketahanan energi, dan kedaulatan air.
- Mengentaskan kemiskinan dengan memperluas kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan kerja, mewujudkan upah berkeadilan, menjamin kemajuan ekonomi berbasis kemandirian dan pemerataan, serta mendukung korporasi Indonesia berhasil di negeri sendiri dan bertumbuh di kancah global.
- Mewujudkan keadilan ekologis berkelanjutan untuk generasi mendatang.
- Membangun kota dan desa berbasis kawasan yang manusiawi, berkeadilan, dan saling memajukan.
- Mewujudukan manusia Indonesia yang sehat, cerdas, produktif, berakhlak, serta berbudaya.
- Mewujudkan keluarga Indonesia yang sejahtera dan bahagia sebagai akar kekuatan bangsa.
- Memperkuat sistem pertahanan dan keamanan negara, serta meningkatkan peran dan kepemimpinan Indonesia dalam kancah politik global untuk mewujudkan kepentingan nasional dan perdamaian dunia.
- Memulihkan kualitas demokrasi, menegakkan hukum dan HAM, memberantas korupsi tanpa tebang pilih, serta menyelenggarakan pemerintahan yang berpihak pada rakyat.
Ganjar Pranowo dan Mahfud MD
Pasangan yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Hanura ini mengusung visi “Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari”. Visi tersebut pun akan diwujudkan dalam 8 Gerak Cepat Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Adapun 8 gerak tersebut adalah sebagai berikut:
- Mempercepat pembangunan manusia Indonesia unggul yang berkualitas, produktif, dan berkepribadian.
- Mempercepat penguasaan sains dan teknologi melalui percepatan riset dan inovasi (R&I) berdikari.
- Mempercepat pembangunan ekonomi berdikari berbasis pengetahuan dan nilai tambah.
- Mempercepat pemerataan pembangunan ekonomi.
- Mempercepat pembangunan sistem digital nasional.
- Mempercepat perwujudan lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui ekonomi hijau dan biru.
- Mempercepat pelaksanaan demokrasi substantif, penghormatan HAM, supremasi hukum yang berkeadilan, dan keamanan yang profesional.
- Mempercepat peningkatan peran Indonesia dalam mewujudkan tata dunia baru yang lebih berkeadilan melalui politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat pertahanan negara.
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka
Pasangan yang diusung oleh Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Garuda, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini mengusung visi “Bersama Indonesia Maju: Menuju Indonesia Emas 2045”. Visi tersebut pun akan diwujudkan dengan 8 misi yang disebut Asta Cita. Adapun 8 misi tersebut adalah sebagai berikut:
- Memperkokoh ideologi pancasila, demokrasi, dan Hak Asasi Manusia (HAM).
- Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
- Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.
- Memperkuat pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
- Melanjutkan hilirasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
- Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
- Memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba.
- Memperkuat penyelerasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.
Dari segi visi misi, ketiga pasangan menampilkan pandangan dan tujuan yang menarik. Meski demikian, setiap pasangan menekankan dan fokus pada hal yang berbeda. Nah, pasangan yang menang dalam pemilu 2024 nanti tentunya akan memberikan dampak bagi emiten-emiten yang selaras dengan visi misi mereka. Lantas, apa saja saham-saham itu? Tunggu pembahasannya di newsletter 15 November 2023 ya!
Jokowi Kasih Insentif, Saham Properti Bakal Melesat?
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan kebijakan insentif yang dapat mendongkrak industri properti di Indonesia. Kebijakan tersebut mencakup pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk pembelian rumah atau properti dengan harga di bawah Rp 2 miliar.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, insentif berupa pembebasan PPN 100% ini akan ditanggung oleh pemerintah hingga bulan Juni tahun depan. Selain pembebasan PPN, pemerintah juga berencana menghapuskan biaya administrasi sebesar Rp 4 juta untuk perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Adapun menurut Investment Analyst Stockbit Arvin Lienardi, insentif ini dapat menjadi angin segar untuk saham-saham properti. Apalagi, sektor properti belum lama ini terkena sentimen negatif karena Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang digelar pada 18-19 Oktober 2023. Lantas, saham properti mana yang layak untuk dikoleksi?
Valuasi Saham Properti
Price Earning Ratio (PER) | Price to book value (PBV) | |
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) | 9.02x | 0.59x |
PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) | 9.72x | 1.04x |
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) | 12.67x | 1.04x |
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) | 1.83x | 0.29x |
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) | 5.87x | 0.38x |
Jika dilihat dari valuasinya, 4 saham properti di atas masih tergolong cukup murah, kecuali CTRA yang Price Earning Ratio (PER) nya tercatat sudah berada di atas 10x. Adapun yang paling murah adalah APLN, dengan PER sebesar 1.83x dan PBV sebesar 0.29x.
BI Naikkan Suku Bunga Jadi 6%, Bagaimana Dengan The Fed?
Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan atau BI-7 Days Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) ke level 6%, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 18-19 Oktober 2023. Sementara itu, suku bunga Deposit Facility juga naik 25 bps menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility naik 25 bps menjadi 6,75%.
Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, keputusan menaikkan suku bunga ini diambil untuk menghadapi meningkatnya ketidakpastian global yang berdampak pada nilai tukar rupiah serta dalam upaya pencegahan inflasi akibat kenaikan harga barang impor. Langkah ini juga merupakan tindakan preventif guna menjaga stabilitas ekonomi di tengah kondisi global yang berfluktuasi.
Keputusan ini juga sejalan dengan proyeksi sejumlah analis yang memperkirakan bahwa BI akan mempertimbangkan opsi untuk menaikkan suku bunga acuan hingga mencapai 6% pada sisa tahun 2023 ini, terutama jika depresiasi nilai tukar rupiah tidak dapat dikendalikan dan terus bergerak menuju level Rp 16.000 per dolar AS.
Di sisi lain, The Federal Reserve (The Fed) diproyeksikan bakal kembali mempertahankan suku bunganya di level 5,25-5,50% dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan pada 31 Oktober-1 November 2023 waktu setempat, meskipun inflasi AS masih berada di atas target 2%.
Sebagai informasi, inflasi AS mencapai 3,7% (year on year/yoy) pada September 2023, stagnan dibandingkan pada Agustus 2023. Meskipun demikian, angka inflasi sebenarnya sudah turun signifikan dari puncaknya pada bulan Juni 2023 yang mencapai 9,1% (yoy). Sebelumnya, para ekonom pun memperkirakan bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunga dalam pertemuan November mendatang.
Namun, melonjaknya imbal hasil Treasury 10-tahun yang melampaui 5% pada minggu lalu mendorong beberapa pejabat Fed untuk berpendapat bahwa peningkatan imbal hasil secara efektif dapat meringankan tekanan ekonomi, sehingga suku bunga tidak perlu dinaikkan lebih tinggi.
Simak Ulasan Saham Minggu Ini
- PT Harum Energy Tbk (HRUM)
PT Harum Energy Tbk (HRUM) adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara dan mineral, serta kegiatan logistik dan pengolahan di Kalimantan Timur dan Maluku Utara. Adapun, perusahaan beroperasi melalui tiga segmen utama, yaitu segmen pertambangan, yang terdiri dari pertambangan batubara dan nikel. Kemudian segmen penyewaan dan jasa, yang terdiri dari pengangkutan dan penyewaan kapal tunda batubara, serta segmen lainnya, yang terdiri dari sektor usaha perseroan yang melakukan investasi di bidang pertambangan batubara dan nikel, perdagangan dan industri jasa melalui anak perusahaan perseroan.
Berdasarkan segmennya, pendapatan HRUM di kuartal II-2023 didominasi oleh pendapatan dari segmen pertambangan batubara yang berkontribusi sebesar US$ 488.3 juta atau sekitar 99% dari total pendapatan HRUM. Kemudian, segmen sewa dan jasa berkontribusi sebesar US$ 3.9 juta atau kurang dari 1% total pendapatan HRUM di semester I-2023 ini. Sementara dari penjualan batubaranya, tercatat penjualan ekspor berkontribusi sebesar US$ 406,2 juta atau sekitar 83%, dan penjualan lokal berkontribusi sebesar US$ 82.1 juta atau sekitar 16,8%. Lantas, melihat pendapatan HRUM yang didominasi oleh penjualan batubara ekspor, bagaimana prospek penjualan batubara di sisa tahun 2023 ini?
Harga batubara sendiri terpantau sempat melesat ke level US$ 163 per ton pada pertengahan bulan September 2023. Namun, pada awal bulan Oktober 2023, harga batubara kembali anjlok dan bahkan ditutup di level US$ 135.70 per ton pada perdagangan hari Jumat (27/10/2023). Penurunan harga ini pun disebabkan oleh kelimpahan pasokan di dua negara pengimpor terbesar batubara, yaitu China dan India.
Sebagai informasi, dalam upaya mengatasi krisis listrik akibat peningkatan konsumsi listrik di musim panas dan persiapan menghadapi musim dingin, China telah mengizinkan pengoperasian pembangkit listrik tenaga batu bara. Adapun produksi batu bara China pada September 2023 tercatat meningkat 0,4% (yoy) menjadi 390 juta ton. Sementara itu, India mencatat pertumbuhan produksi sebesar 18% menjadi 71,35 juta ton per 21 Oktober 2023. Ketersediaan pasokan yang melimpah dari kedua negara ini pun berpotensi menekan harga batubara.
Selain itu, sekalipun musim dingin sebenarnya mendukung permintaan akan batubara, namun peningkatan pasokan dan tingkat persediaan yang tinggi diproyeksikan akan membatasi kenaikan harga batubara. Meningkatnya pasokan batubara di kedua negara ini juga akan sangat berdampak terhadap kinerja HRUM.
Pasalnya, penjualan ekspor HRUM sebagian besarnya didominasi oleh penjualan ke Asia Timur (Tiongkok, Taiwan, dan Jepang) yang berkontribusi sebesar US$ 369,6 juta atau sekitar 75% dari total penjualan ekspor HRUM di kuartal II-2023. Kemudian diikuti oleh penjualan ke daerah Asia Selatan (India dan Bangladesh) yang berkontribusi sebesar US$ 26,3 juta atau sekitar 0,05%. Lantas, melihat kinerja HRUM yang mungkin akan terkoreksi dari segmen batubaranya, apakah saham HRUM masih layak untuk dikoleksi?
Meskipun harga batubara di sisa tahun 2023 ini berpotensi tertekan, kinerja HRUM sendiri diproyeksikan masih akan cukup baik, mengingat diversifikasi bisnisnya ke sektor nikel. Sebagai informasi, HRUM sendiri sudah mulai meluaskan operasinya ke bisnis nikel sejak tahun 2021, dengan fokus pada pengembangan hilirisasi nikel untuk memproduksi nikel matte dan MHP, yang merupakan bahan baku penting dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.
Selain itu, HRUM pada September 2023 lalu juga kembali mengakuisisi tambahan 51% saham PT Infei Metal Industry (IMI), sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pemurnian dan pengolahan nikel, dimana IMI memiliki dan mengoperasikan pabrik pengolahan alias smelter nikel di Indonesia Weda Bay Industrial, Maluku Utaram dengan kapasitas 28.000 ton dan telah beroperasi secara komersial sejak April 2022. Dengan tambahan akuisisi ini, maka HRUM kini memegang penuh atas kepemilikan IMI.
Akuisisi ini pun diproyeksikan dapat memperkuat posisi HRUM di sektor nikel, serta menunjang kinerja HRUM di semester II-2023 ini. Bahkan, pendapatan HRUM kedepannya pun diperkirakan dapat didominasi oleh segmen nikel daripada segmen batubaranya. Hal ini mengingat smelter kedua milik HRUM dengan total kapasitas 57 kilo ton per tahun diperkirakan akan mulai beroperasi pada kuartal IV-2023. Lantas, melihat kinerja HRUM yang akan ditopang oleh diversifikasi bisnisnya di segmen nikel, apakah saham HRUM ini layak untuk dikoleksi? Bagaimana dengan kondisi keuangan perusahaan?
Laporan Keuangan
2023 – Q2 (USD) | 2022 – Q2 (USD) | 2021 – Q2 (USD) | |
Pendapatan | 492,248,635 | 377,457,657 | 115,724,609 |
Laba Bersih | 150,609,147 | 145,987,132 | 10,356,872 |
Total Asset | 1,367,047,078 | 1,078,642,454 | 613,581,957 |
Total Liabilitas | 184,125,266 | 216,910,185 | 146,045,369 |
Total Ekuitas | 1,182,921,812 | 861,732,269 | 467,536,588 |
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, HRUM berhasil membukukan peningkatan pendapatan dari US$ 377.4 juta menjadi US$ 492.2 juta pada kuartal II-2023. Sejalan dengan itu, laba bersih perusahaan juga meningkat dari US$ 145.9 juta menjadi US$ 150.6 juta, dan aset perusahaan juga tercatat meningkat dari US$ 1.07 miliar menjadi US$ 1.3 miliar.
Di sisi lain, perusahaan juga berhasil menurunkan liabilitasnya dari US$ 216.9 juta menjadi US$ 184.1 juta. Jumlah liabilitas yang jauh lebih kecil dari ekuitas perusahaan yang tercatat meningkat dari US$ 861.7 juta menjadi US$ 1.1 miliar ini pun menandakan bahwa perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang sehat. Hal ini pun terlihat dari rasio debt-to-equity ratio (DER) perusahaan yang tercatat sebesar 20.79%.
Valuasi Saham HRUM
Dari segi valuasi, saham HRUM dinilai masih memiliki valuasi yang cukup murah, dimana rasio Price-to-Earnings (PER) nya berada di kisaran 5.18x dan rasio Price to Book Value (PBV) nya berada di kisaran 1.76x. Angka PER dan PBV yang masih tergolong rendah ini pun mengindikasikan bahwa saham HRUM ini masih murah atau undervalued.
Kesimpulannya, walaupun harga batubara diperkirakan akan tetap tertekan pada sisa tahun 2023 karena kelebihan pasokan dari China dan India, potensi HRUM untuk mencatatkan peningkatan pendapatan dan laba bersih masih cukup besar berkat diversifikasi bisnisnya di sektor nikel. Permintaan yang terus meningkat untuk nikel sebagai bahan baku kendaraan listrik juga memberikan peluang yang menjanjikan bagi perusahaan. Jadi, berdasarkan pemaparan diatas, saham HRUM layak untuk mendapatkan rekomendasi BUY.
2. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) adalah perusahaan pertambangan dan logam terdiversifikasi yang berbasis di Indonesia. Perusahaan ini bergerak dalam bidang eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian dan pemasaran bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, batubara dan logam mulia lainnya. Perusahaan beroperasi di tiga segmen, yang terdiri dari nikel, emas dan kilang, serta bauksit dan alumina.
Berdasarkan segmennya, segmen emas berkontribusi sebesar Rp 13.3 triliun atau setara dengan 61,4% dari total pendapatan ANTM di kuartal II-2023. Sementara itu, segmen bijih nikel berkontribusi sebesar Rp 4.3 triliun atau sekitar 22,5%, segmen feronikel berkontribusi sebesar Rp 2.5 triliun atau sekitar 11,7%, segmen alumina berkontribusi sebesar Rp 627.2 miliar atau sekitar 0,28%.
Kemudian segmen bijih bauksit berkontribusi sebesar Rp 143.5 miliar atau sekitar 0,06%, segmen perah berkontribusi sebesar Rp 49.3 miliar atau sekitar 0,02%, segmen logam mulia lainnya berkontribusi sebesar Rp 21 juta atau sekitar 0,009% dan segmen pemurnian logam mulia dan jasa lainnya sebesar Rp 113.3 miliar atau sekitar 0,05% dari total pendapatan ANTM di kuartal II-2023.
Nah, berdasarkan pembagian pendapatan berdasarkan segmen ini, dapat terlihat bahwa pendapatan ANTM sebagian besarnya ditopang oleh pendapatan dari segmen emas. Lantas, apakah saham ANTM menarik untuk dikoleksi, setelah ANTM kalah gugatan 1,1 ton emas dengan Budi Said?
Sebagai informasi, konflik antara ANTM dan Budi Said dimulai ketika Budi Said membeli 7 ton emas dari ANTM pada tahun 2018, tetapi hanya menerima 5.935 kg. Gugatan yang diajukan oleh Budi Said membuat ANTM kalah dalam proses hukum, sehingga perusahaan terpaksa harus membayar 1,1 ton emas, atau setara dengan Rp 1,2 triliun kepada Budi Said, sebagai hasil dari putusan Mahkamah Agung (MA) setelah penolakan pada tingkat Peninjauan Kembali (PK) oleh Mahkamah Agung (MA).
Namun, sekalipun ANTM kalah dalam gugatan ini, nyatanya kinerja ANTM sama sekali tak goyah. Bahkan, ANTM berhasil membukukan peningkatan pendapatan dari Rp 18.7 triliun menjadi Rp 21.6 triliun di kuartal II-2023. ANTM pun diproyeksikan masih akan membukukan peningkatan pendapatan mengingat harga emas yang tengah berkilau.
Sebagai informasi, harga emas berhasil ditutup menguat 1,05% ke level US$ 2.005 per troy ons pada perdagangan hari Jumat (27/10/2023). Harga penutupan ini juga menjadi yang tertinggi sejak 15 Mei 2023, dan menjadi kali pertamanya emas mampu menembus level US$ 2.000 sejak 15 Mei 2023.
Melonjaknya harga emas ini pun didorong oleh memanasnya hubungan Israel-Hamas. Sebagai informasi, Hamas, yang merupakan kelompok Islam Palestina, kembali melancarkan serangan terhadap Israel pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023. Perang ini pun dikhawatirkan dapat meluas setelah rudal Israel dikabarkan menghantam dua kota di Mesir. Kondisi ini juga semakin memanas setelah Amerika Serikat (AS) dan Iran saling mengancam terkait perang ini.
Di tengah ketegangan politik seperti ini, emas pun menjadi aset aman yang paling banyak diburu, sehingga harga emas pun terus melesat. Sementara itu, dolar AS yang masih kencang di level 105,56 dan imbal hasil US Treasury yang juga masih tinggi di angka 4,85% turut mendorong harga emas. Nah, mengingat sumber pendapatan ANTM sebesar 61,4% nya berasal dari segmen emas, maka harga emas yang melambung tinggi ini tentunya menjadi sentimen positif bagi ANTM.
Meskipun begitu, produksi emas ANTM pada semester I-2023 tercatat mengalami penurunan sebesar 13,29% dari 673 kg atau 21.638 troy ounce menjadi 594 kg atau setara dengan 19.098 troy ounce. Namun, perolehan ini masih sejalan dengan pemenuhan rencana produksi emas tahun 2023 yang sebesar 1.167 kg atau setara 37.519 oz.
Di sisi lain, ANTM saat ini juga sedang melakukan pencarian tambang emas di lokasi IUP aktif maupun di daerah prospek baru, dan telah menghabiskan biaya sebesa Rp 82,87 miliar sepanjang semester I-2023 untuk kegiatan eksplorasi. Eksplorasi ini pun diproyeksikan dapat meningkatkan volume produksi emas ANTM, sehingga dapat mengkerek kinerja ANTM kedepannya. Lantas, melihat kinerja ANTM kedepannya yang cukup cerah, apakah saham ANTM layak untuk dikoleksi? Bagaimana dengan keuangan perusahaan saat ini?
Laporan Keuangan
2023 – Q2 | 2022 – Q2 | 2021 | |
Pendapatan | 21,661,112,000,000 | 18,772,861,000,000 | 17,275,022,939,000 |
Laba Bersih | 1,889,756,000,000 | 1,525,896,000,000 | 1,160,420,955,000 |
Total Asset | 36,368,666,000,000 | 32,256,476,000,000 | 32,290,182,946,000 |
Total Liabilitas | 12,692,580,000,000 | 10,784,540,000,000 | 12,454,835,706,000 |
Total Ekuitas | 23,676,086,000,000 | 21,471,936,000,000 | 19,835,347,240,000 |
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, ANTM berhasil membukukan peningkatan pendapatan dari Rp 18.7 triliun menjadi Rp 21.6 triliun di semester I-2023. Sejalan dengan itu, laba bersih perusahaan juga meningkat dari Rp 1.5 triliun menjadi Rp 1.8 triliun, dan aset perusahaan juga meningkat dari Rp 32.2 triliun menjadi Rp 36.3 triliun.
Di sisi lain, liabilitas perusahaan tercatat mengalami peningkatan dari Rp 10.7 triliun menjadi Rp 12.6 triliun, dan ekuitas perusahaan juga meningkat dari Rp 21.4 triliun menjadi Rp 23.6 triliun di semester I-2023. Nah, meskipun perusahaan membukukan peningkatan liabilitas, nyatanya jumlah liabilitas ini masih jauh lebih kecil dibandingkan ekuitas perusahaan, sehingga mengindikasikan bahwa perusahaan masih berada dalam kondisi keuangan yang cukup sehat. Hal ini juga terlihat dari rasio debt-to-equity ratio (DER) perusahaan yang tercatat sebesar 53,61%.
Valuasi Saham ANTM
Dari segi valuasi, saham ANTM dinilai masih memiliki valuasi yang cukup murah, dimana rasio Price-to-Earnings (PER) nya berada di kisaran 10.97x dan rasio Price to Book Value (PBV) nya berada di kisaran 1.75x. Angka PER dan PBV yang masih tergolong rendah ini pun mengindikasikan bahwa saham ANTM ini masih murah atau undervalued.
Kesimpulannya, harga emas yang melambung tinggi tentunya akan memberikan dampak positif terhadap kinerja ANTM kedepannya, mengingat 61,4% dari total pendapatan ANTM berasal dari segmen emas. Selain itu, kinerja ANTM juga masih akan ditopang oleh segmen nikelnya yang berkontribusi sebesar 22,5%. Dan seperti yang kita ketahui, nikel telah menjadi komoditas yang paling banyak dibutuhkan, mengingat nikel merupakan salah satu bahan baku utama dalam pembuatan kendaraan listrik, khususnya komponen baterai.
ANTM juga telah melakukan proses tapping metal perdana (first metal tapping) Pabrik Feronikel Haltim yang merupakan rangkaian commissioning pabrik. Pabrik Feronikel Haltim ini nantinya akan memiliki kapasitas produksi hingga 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi). Kemudian setelah beroperasi penuh, Pabrik Feronikel Haltim ini juga akan mendukung produksi feronikel dari Pabrik Feronikel Kolaka di Sulawesi Tenggara yang berkapasitas 27.000 TNi. Dengan begitu, portofolio kapasitas produksi feronikel ANTM akan mencapai 40.500 TNi.
Bertambahnya kapasitas produksi feronikel ini juga tentunya akan mengkerek pendapatan ANTM mengingat segmen feronikel berkontribusi sebesar 11,7% terhadap total pendapatan ANTM di semester I-2023. Jadi, berdasarkan pemaparan di atas, prospek yang cerah dari emas, nikel, serta penambahan produksi feronikel membuat saham ANTM layak mendapatkan rekomendasi BUY.
3. PT United Tractors Tbk (UNTR)
PT United Tractors Tbk (UNTR) merupakan anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) yang bergerak di lima lini bisnis utama, yaitu penjualan alat-alat berat, kontraktor tambang, tambang batubara, usaha konstruksi, dan tambang emas. Tak hanya itu, pada akhir tahun 2022 lalu, UNTR juga mendiversifikasi bisnisnya. Melalui anak usahanya, UNTR memperluas usahanya di sektor pertambangan, jasa, dan pengolahan mineral nikel.
Berdasarkan segmennya, segmen mesin konstruksi berkontribusi sebesar Rp 33.2 triliun atau sekitar 37,2% dari total pendapatan UNTR di kuartal II-2023. Sementara itu, segmen kontraktor penambangan berkontribusi sebesar Rp 28.7 triliun atau sekitar 32,2%, kemudian segmen penambangan batubara berkontribusi sebesar Rp 22.9 triliun atau sekitar 25,7%, dan segmen penambangan emas berkontribusi sebesar Rp 3.1 triliun atau sekitar 3,5%.
Lalu segmen industri konstruksi berkontribusi sebesar Rp 831.2 miliar atau sekitar 0,9% dan segmen energi berkontribusi sebesar Rp 156.2 miliar atau sekitar 0,1% dari total pendapatan UNTR di semester I-2023 ini. Lantas, melihat pendapatan UNTR yang sebagian besarnya ditopang oleh mesin konstruksi, bagaimana prospek UNTR kedepannya?
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, harga batubara di sepanjang tahun 2023 telah mengalami penurunan, dan masih berpotensi tertekan kedepannya mengingat berlimpahnya pasokan di dua negara importir terbesar batubara, yaitu China dan India. Melandainya harga batubara ini pun berdampak pada kinerja UNTR, dimana pada September 2023, UNTR tercatat hanya menjual 4.365 unit alat berat Komatsu sepanjang tiga kuartal tahun ini atau turun 3,72% yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4.534 unit.
Selain itu, penurunan harga batubara ini juga tentunya akan berdampak terhadap kinerja UNTR mengingat segmen penambangan batubara berkontribusi sebesar 25,7% terhadap total pendapatan UNTR di kuartal II-2023. Lalu, melihat harga batubara yang tertekan juga dapat turut menekan kinerja UNTR, apakah saham UNTR masih layak untuk dikoleksi?
Kinerja UNTR sendiri masih akan didorong dari sejumlah segmen lainnya, seperti salah satunya emas. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, harga emas masih berpotensi untuk meningkat seiring dengan memanasnya hubungan Israel-Hamas, dan imbal hasil US Treasury yang juga masih tinggi. Tak hanya itu, kinerja UNTR juga akan ditopang oleh diversifikasinya di sektor nikel. Sebagai informasi, UNTR melalui anak usahanya, PT Danusa Tambang Nusantara (DTN), pada September 2023 lalu telah merampungkan akuisisi 19,9% saham perusahaan nikel yang terdaftar di bursa efek Australia, yaitu Nickel Industries Limited (NIC).
Lebih lanjut, UNTR juga menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat pada pertengahan Oktober 2023 untuk mengakuisisi 66,67% saham PT Anugerah Surya Pacific Resources (ASPR), yang merupakan induk dari tambang nikel Stargate. Stargate sendiri berencana untuk membangun smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) 2 dengan total produksi mencapai 13.000-14.000 ton. Dengan estimasi capex sebesar US$ 220 juta, diharapkan smelter ini dapat mulai beroperasi dalam 2,5 hingga 3 tahun ke depan.
Langkah diversifikasi ke sektor pertambangan nikel ini akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi UNTR dari sumber-sumber di luar bisnis batubara. Dengan adanya diversifikasi ini, UNTR diproyeksikan dapat mengalami peningkatan pendapatan di masa mendatang. Lantas, melihat prospek UNTR yang masih akan ditopang oleh sektor emas dan juga diversifikasinya di sektor nikel, apakah saham UNTR layak untuk dikoleksi?
Laporan Keuangan
2023 – Q2 | 2022 – Q2 | 2021 – Q2 | |
Pendapatan | 68,676,905,000,000 | 60,446,886,000,000 | 37,310,594,000,000 |
Laba Bersih | 11,216,279,000,000 | 10,356,603,000,000 | 4,515,706,000,000 |
Total Asset | 134,487,106,000,000 | 129,237,472,000,000 | 106,860,045,000,000 |
Total Liabilitas | 58,665,879,000,000 | 47,275,914,000,000 | 9,205,620,000,000 |
Total Ekuitas | 75,821,227,000,000 | 81,961,558,000,000 | 67,654,425,000,000 |
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, UNTR berhasil membukukan peningkatan pendapatan dari Rp 60.4 triliun menjadi Rp 68.6 triliun di kuartal II-2023. Sejalan dengan itu, laba bersih perusahaan juga meningkat dari Rp 10.3 triliun menjadi Rp 11.2 triliun, dan aset perusahaan juga turut mencatatkan peningkatan dari Rp 129.2 triliun menjadi Rp 134.4 triliun.
Di sisi lain, liabilitas perusahaan tercatat meningkat dari Rp 47.2 triliun menjadi Rp 58.6 triliun, dan ekuitas perusahaan mengalami penurunan dari Rp 81.9 triliun menjadi Rp 75.8 triliun. Nah, meskipun liabilitas perusahaan tercatat meningkat, jumlah liabilitas ini masih jauh lebih kecil dibandingkan ekuitasnya. Hal ini pun menandakan bahwa perusahaan masih berada dalam kondisi yang cukup baik.
Valuasi Saham UNTR
Dari segi valuasi, saham UNTR dinilai masih memiliki valuasi yang cukup murah, dimana rasio Price-to-Earnings (PER) nya berada di kisaran 4.12x dan rasio Price to Book Value (PBV) nya berada di kisaran 1.29x. Angka PER dan PBV yang masih tergolong rendah ini pun mengindikasikan bahwa saham UNTR ini masih murah atau undervalued.
Kesimpulannya, meskipun harga emas yang meningkat dan diversifikasi ke sektor nikel dapat memberikan kontribusi positif terhadap kinerja UNTR, namun dampak dari kedua faktor ini masih akan relatif terbatas pada kinerja perusahaan, mengingat bahwa sektor emas hanya menyumbang 3,5% dari total pendapatan UNTR di kuartal II-2023. Kinerja UNTR di sisa tahun 2023 ini pun masih akan didominasi oleh segmen alat berat, kontrak pertambangan, dan pertambangan batubara.
Namun, mengingat harga batubara yang berpotensi tertekan, kinerja UNTR juga mungkin akan ikut tertekan. Begitu pula dengan penurunan harga batubara yang juga dapat mengurangi permintaan alat berat. Meskipun demikian, permintaan untuk alat berat masih akan didukung oleh pembangunan di dalam negeri, terutama dalam konteks pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Jadi, berdasarkan pemaparan di atas, saham UNTR masih layak untuk diberi rekomendasi BUY.
Disclaimer:
Buletin ini dimaksudkan untuk tujuan informasi dan bukan sebagai dasar untuk membeli dan menjual keputusan. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa depan. Klien harus mengetahui dan memahami risiko di Pasar Modal dan memahami isi buletin sebelum mengambil tindakan terkait. Oleh karena itu, PT Fawz Finansial Indonesia tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung atau tidak langsung yang diderita oleh klien sebagai akibat dari penggunaan informasi dalam buletin ini.
By Aurel Fawz Finansial Indonesia