[Medan | 24 November 2025] Presiden Federal Reserve New York, John Williams, menyatakan bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat tanpa mengganggu upaya mencapai target inflasi. Pernyataan tersebut langsung mengubah ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan moneter pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Desember mendatang.
Williams menilai kebijakan moneter AS saat ini masih berada pada tingkat yang sedikit restriktif. Ia menekankan bahwa penyesuaian tambahan diperlukan untuk membawa suku bunga acuan mendekati level netral demi menjaga keseimbangan antara stabilitas inflasi dan dukungan terhadap pasar tenaga kerja.
Ekspektasi Pasar Berbalik Mengarah ke Pemangkasan
Setelah pidato Williams dalam acara bank sentral Chile pada Jumat (21/11/2025), investor segera menyesuaikan kontrak suku bunga. Probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada FOMC 9–10 Desember melonjak menuju 60%, setelah sebelumnya pasar cukup yakin The Fed akan mempertahankan suku bunga akibat kekhawatiran inflasi yang masih tinggi.
Williams mengakui bahwa penurunan inflasi sempat terhenti, dengan harga barang dan jasa masih berada di atas target 2%. Namun, ia memperkirakan tekanan harga akan berkurang seiring meredanya dampak kenaikan tarif impor pada perekonomian. Di sisi lain, pasar tenaga kerja menunjukkan tanda pendinginan, tercermin dari tingkat pengangguran September yang naik ke 4,4%, mendekati kondisi pra-pandemi ketika pasar tenaga kerja tidak dalam situasi overheating.
Menurut Williams, The Fed perlu memastikan inflasi kembali ke sasaran 2% tanpa menimbulkan risiko yang tidak perlu terhadap target maksimum lapangan kerja.
Perdebatan Memanas di Internal The Fed
Pernyataan Williams muncul di tengah perbedaan pandangan pejabat regional The Fed mengenai kelayakan pemangkasan suku bunga pada Desember. Sejumlah presiden The Fed sebelumnya menegaskan bahwa pemotongan belum tepat dilakukan hingga terdapat kepastian lebih kuat bahwa inflasi bergerak stabil menuju target.
Meski demikian, pandangan Williams memiliki bobot khusus mengingat posisinya sebagai Wakil Ketua FOMC dan pemegang hak suara permanen dalam penentuan suku bunga. Pernyataannya dinilai sebagai indikator penting arah kebijakan moneter AS dalam waktu dekat.

