[Medan | 16 Mei 2025] Bank Indonesia mencatat bahwa total utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal I 2025 mencapai US$430,4 miliar, tumbuh 6,4% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Laju pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang tercatat 4,3% yoy. Jika dibandingkan posisi akhir 2024 sebesar US$424,8 miliar, terjadi kenaikan sekitar US$5,6 miliar, terutama berasal dari sektor publik.
Meski mengalami peningkatan, Bank Indonesia menegaskan bahwa struktur ULN Indonesia masih dalam kondisi yang sehat, karena dikelola dengan prinsip kehati-hatian. Hal ini terlihat dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil di level 30,6% dan dominasi utang jangka panjang yang mencapai 84,7% dari total keseluruhan.
ULN pemerintah digunakan untuk membiayai berbagai sektor strategis, seperti layanan kesehatan dan kegiatan sosial (22,4%), pemerintahan, pertahanan, serta jaminan sosial wajib (18,5%), pendidikan (16,5%), konstruksi (12%), serta sektor transportasi dan pergudangan (8,7%).
Sementara itu, ULN swasta mengalami penurunan 1,2% secara tahunan menjadi US$195,5 miliar atau sekitar Rp3.232 triliun. Penurunan ini lebih ringan dibandingkan kuartal IV 2024 yang tercatat minus 1,6%. Penurunan tersebut terutama terjadi pada kelompok nonlembaga keuangan yang mencatat kontraksi 0,9% yoy.
Jika dilihat dari sektor ekonomi, ULN swasta paling besar berasal dari industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, penyediaan listrik dan gas, serta pertambangan dan penggalian, yang secara keseluruhan berkontribusi sebesar 79,6% terhadap total ULN swasta. Mayoritas utang swasta juga bersifat jangka panjang dengan porsi mencapai 76,4%.