[Medan | 27 Agustus 2025] Harga emas menguat setelah Presiden AS Donald Trump memberhentikan Deputi Gubernur Federal Reserve (The Fed) Lisa Cook. Langkah ini meningkatkan kekhawatiran mengenai independensi bank sentral dan mendorong permintaan aset safe haven.
Harga emas batangan naik 0,6% sebelum memangkas sebagian kenaikannya dan diperdagangkan mendekati US$3.376 per ons. Dolar AS melemah terhadap mata uang utama, meski kemudian kembali menguat setelah Cook menegaskan Trump tidak memiliki wewenang untuk memecatnya dan ia tidak akan mengundurkan diri. Pelemahan dolar biasanya mendukung harga emas karena logam mulia dihargai dalam mata uang tersebut.
Pemecatan Cook dianggap sebagai upaya Trump untuk menekan pimpinan The Fed agar menurunkan suku bunga, yang sejauh ini tetap tinggi sepanjang 2025 di tengah kekhawatiran inflasi akibat kebijakan tarif. Awal Agustus, Trump juga menempatkan Ketua Dewan Penasihat Ekonomi baru, yang diharapkan mendukung kebijakan moneter lebih longgar.
Langkah ini membuka peluang The Fed menurunkan suku bunga pada September, yang akan menguntungkan emas karena logam mulia tidak memberikan imbal hasil dan cenderung lebih menarik saat suku bunga rendah. Ahli strategi Charu Chanana dari Saxo Capital Markets menilai keputusan ini dapat mendorong ekspektasi pemotongan suku bunga sekaligus meningkatkan permintaan hedging terhadap inflasi jangka panjang dan risiko institusional.
Harga emas spot naik 0,3% menjadi US$3.375,48 per ons, sementara indeks Dolar Spot Bloomberg turun 0,1%. Perak menguat, sedangkan paladium dan platinum melemah. Logam industri lainnya bergerak beragam, dengan tembaga naik 0,1% menjadi US$9.807 per ton, dan bijih besi turun 1% menjadi US$102,30 per ton.
Sejak April, harga emas telah naik lebih dari seperempat tahun ini, terutama karena ketegangan geopolitik dan perdagangan. Beberapa analis, termasuk Citigroup Inc dan unit manajemen kekayaan UBS Group AG, memproyeksikan kenaikan harga emas masih berlanjut pada paruh kedua tahun 2025.