[Medan | 24 April 2025] Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik kembali ancamannya untuk memecat Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, setelah beberapa hari sebelumnya melontarkan kritik tajam karena The Fed tidak segera memangkas suku bunga.
Pernyataan ini disambut positif oleh pasar keuangan global, terutama Wall Street, yang mencatat lonjakan indeks saham berjangka hampir 2% pada perdagangan Selasa malam (22/4/2025).
Sebelumnya, saham, obligasi, dan dolar AS kompak melemah pada Senin (21/4/2025) setelah Trump berulang kali mengkritik Powell selama libur Paskah. Ketidakpastian kebijakan suku bunga sempat memicu kekhawatiran pelaku pasar, mengingat pentingnya arah kebijakan moneter The Fed bagi stabilitas pasar global.
Analis menilai sikap Trump yang lebih lunak ini mengurangi risiko skenario ekstrem, seperti stagflasi atau krisis utang akibat ketidakpastian arah kebijakan moneter. Krishna Guha dari Evercore ISI menyatakan bahwa pernyataan terbaru Trump merupakan sinyal positif yang mampu menenangkan pasar.
Selain itu, Trump juga mengungkapkan optimisme terhadap prospek kesepakatan dagang dengan China. Ia menyebut tarif kemungkinan akan dipangkas secara signifikan, meskipun tidak akan dihapuskan sepenuhnya. Pernyataan ini turut memperbaiki sentimen investor, terutama yang khawatir terhadap dampak jangka panjang dari perang dagang terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi global.
Adapun The Fed terakhir kali memangkas suku bunga sebesar 100 basis poin menjadi 4,25%-4,50% pada akhir 2024. Sejak itu, bank sentral AS belum mengubah suku bunga dalam dua pertemuan kebijakan terakhir, dan memilih bersikap wait and see terhadap kondisi ekonomi serta dampak kebijakan fiskal Trump.
Pertemuan kebijakan berikutnya dijadwalkan berlangsung dua minggu lagi, dan pasar memperkirakan The Fed masih akan menahan suku bunga, dengan probabilitas sebesar 92,6% menurut CME FedWatch Tool.