[Medan | 17 Juli 2025] Presiden AS Donald Trump kembali melayangkan kritik tajam kepada Ketua Federal Reserve Jerome Powell, namun menegaskan bahwa ia tidak memiliki rencana konkret untuk memecat Powell. Pernyataan itu disampaikan Trump pada Rabu (16/7), di tengah memanasnya isu politik dan tekanan pasar setelah laporan Bloomberg menyebut kemungkinan besar Powell akan dicopot dalam waktu dekat.
Trump mengakui bahwa dirinya memang sempat mendiskusikan wacana pemecatan Powell dengan anggota parlemen dari Partai Republik sehari sebelumnya. Meskipun begitu, ia menyebut peluang tersebut “sangat kecil”, kecuali jika Powell terbukti terlibat dalam tindakan penipuan, merujuk pada proyek renovasi markas besar The Fed senilai US$2,5 miliar yang menurut Trump membengkak. Namun hingga kini, tidak ada bukti penipuan, dan pihak The Fed telah membantah tuduhan tersebut.
Komentar Trump muncul setelah pasar keuangan bergejolak akibat kabar pemecatan Powell. Dolar AS sempat melemah, saham turun, dan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS melonjak. Namun setelah Trump meredakan isu ini, pasar perlahan pulih, yield obligasi kembali stabil, dan indeks saham berhasil ditutup menguat.
Kritik utama Trump tetap berfokus pada kebijakan suku bunga. Ia menyebut Powell sebagai Ketua The Fed yang “mengerikan” karena mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%–4,50% sejak Desember 2023. Menurut Trump, kebijakan moneter yang terlalu ketat ini membebani anggaran pemerintah melalui tingginya biaya pinjaman jangka panjang, terutama setelah pengesahan “Big Beautiful Bill”, undang-undang anggaran dan pajak yang diperkirakan akan menambah triliunan dolar ke defisit AS.
Sejumlah tokoh politik menanggapi serius wacana pemecatan Powell. Senator Thom Tillis menyatakan bahwa mencopot Ketua The Fed akan menjadi kesalahan fatal dan merusak kredibilitas AS di mata investor global. Pemimpin Mayoritas Senat John Thune juga menegaskan bahwa tidak ada indikasi Trump benar-benar akan mengambil langkah tersebut. Sementara itu, Ketua Komite Jasa Keuangan DPR, French Hill, menekankan bahwa berdasarkan interpretasi hukum, Presiden AS tidak memiliki kewenangan langsung untuk memecat Ketua The Fed.
Jerome Powell sendiri, yang awalnya diangkat oleh Trump pada 2017 dan kemudian dicalonkan kembali oleh Presiden Joe Biden pada 2021, berkomitmen untuk menyelesaikan masa jabatannya hingga 15 Mei 2026. Mahkamah Agung AS baru-baru ini memperkuat posisi hukum Powell dengan menegaskan kembali independensi The Fed sebagai lembaga yang tidak tunduk langsung pada kehendak eksekutif.