[Medan | 3 Juni 2025] Neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat masih mencatatkan surplus pada April 2025 di tengah tekanan dari kebijakan perang tarif Presiden AS Donald Trump terhadap mitra dagangnya, termasuk Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia per April 2025 tercatat sebesar US$160 juta, namun jumlah ini merupakan yang terendah sejak tren surplus berlanjut dari Mei 2020.
Surplus yang menipis ini terjadi di tengah kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan AS. Presiden Trump menetapkan tarif dasar 10% bagi seluruh mitra dagang, dan 32% khusus untuk Indonesia, meskipun masih dalam masa jeda negosiasi 90 hari sejak pengumuman pada 2 April 2025.
Total ekspor Indonesia April 2025 tercatat US$20,74 miliar, tumbuh 5,76% secara tahunan (YoY). Ekspor nonmigas menjadi penopang utama dengan kenaikan 7,17% YoY ke level US$19,57 miliar, sementara ekspor migas justru turun 13,38% YoY menjadi US$1,17 miliar.
Namun, peningkatan ekspor tidak cukup untuk mengimbangi lonjakan impor, yang tercatat US$20,59 miliar, naik 21,84% YoY dan 8,85% secara bulanan (MtM). Kenaikan ini terutama dipicu impor nonmigas yang naik signifikan 29,86% YoY menjadi US$18,07 miliar. Sebaliknya, impor migas turun 15,57% YoY menjadi US$2,52 miliar.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia Januari–April 2025 masih surplus sebesar US$11,07 miliar. Surplus ini ditopang oleh sektor nonmigas sebesar US$17,26 miliar, sementara sektor migas masih mencatat defisit US$6,19 miliar.