[Medan | 10 Oktober 2025] Pejabat Federal Reserve (The Fed) dalam rapat September menunjukkan kecenderungan kuat untuk melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter, di tengah tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja di AS. Risalah rapat yang dirilis pada 8 Oktober 2025 mengonfirmasi bahwa hampir seluruh anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) sepakat untuk menurunkan suku bunga, meski pandangan masih terpecah mengenai seberapa dalam pemangkasan yang dibutuhkan.
Mayoritas anggota menilai pelonggaran tambahan kemungkinan diperlukan sepanjang sisa tahun ini. Sebelumnya, The Fed telah memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4%–4,25%, dengan hasil voting 11–1. Gubernur baru Stephen Miran menjadi satu-satunya pihak yang menginginkan pemangkasan lebih agresif sebesar 50 basis poin, menandai perbedaan pandangan di tubuh komite.
Sebagian besar pejabat menilai kebijakan moneter saat ini masih cukup restriktif, namun risiko terhadap lapangan kerja meningkat sementara tekanan inflasi mulai mereda. Karena itu, langkah menuju kebijakan yang lebih netral dianggap tepat untuk menjaga momentum ekonomi tanpa memicu ketidakseimbangan baru.
Tarif perdagangan AS yang diterapkan di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump juga dibahas, meski sebagian besar pejabat menilai kebijakan tersebut tidak akan menjadi sumber utama inflasi jangka panjang.
Menariknya, risalah juga menyoroti potensi hambatan baru akibat penutupan sementara (shutdown) pemerintahan AS yang menyebabkan tertundanya rilis data ekonomi penting seperti inflasi dan ketenagakerjaan. Kondisi ini dapat menyulitkan The Fed dalam mengambil keputusan pada rapat berikutnya 28–29 Oktober mendatang.
Pasar kini memperkirakan dua kali lagi pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun, masing-masing pada Oktober dan Desember, meski keputusannya akan sangat bergantung pada ketersediaan data ekonomi jelang rapat mendatang.