[Medan | 24 September 2025] Setelah delapan tahun proses negosiasi, Indonesia dan Uni Eropa akhirnya merampungkan kesepakatan perdagangan bebas Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) pada September 2025. Perjanjian ini disebut sebagai salah satu tonggak bersejarah dalam perdagangan internasional Indonesia, karena membuka akses pasar Uni Eropa melalui penghapusan tarif atas lebih dari 98% pos tarif dan hampir 99% dari nilai impor.
Uni Eropa merupakan pasar premium dengan standar ketat, mulai dari industri manufaktur hingga komoditas berbasis sumber daya alam. Dengan perjanjian ini, Indonesia bukan hanya mendapat peluang untuk meningkatkan volume ekspor, tetapi juga ditantang memperkuat daya saing industri dalam memenuhi persyaratan keberlanjutan, traceability, dan aturan asal barang (rules of origin). Mengingat Uni Eropa menaungi 27 negara anggota, kesepakatan ini sekaligus membuka akses luas ke blok pasar besar dunia.
Data menunjukkan, ekspor barang Indonesia ke Uni Eropa sempat mencapai €24,1 miliar pada 2022, sebelum turun ke €17,5 miliar pada 2024. Dengan tarif nol persen, produk-produk Indonesia diyakini lebih kompetitif dibanding pemasok lain. Dari ratusan produk, ada sekitar 20 komoditas yang diprediksi paling diuntungkan, antara lain sawit dan turunannya, tembaga, fatty acid, serta produk padat karya seperti alas kaki dan furniture. Pola ini mencerminkan kombinasi kekuatan Indonesia, baik pada komoditas tradisional maupun manufaktur ringan bernilai tambah.
Pemerintah optimistis terhadap dampak positif IEU-CEPA. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan ekspor Indonesia ke Uni Eropa bisa naik hingga 50% hanya dalam tiga tahun implementasi. Bahkan, laporan lain menyebutkan potensi lonjakan ekspor mencapai 2,5 kali lipat dalam lima tahun, dengan dampak kesejahteraan ekonomi senilai US$ 2,8 miliar dan manfaat langsung bagi lebih dari lima juta pekerja. Dengan capaian tersebut, IEU-CEPA dipandang sebagai peluang emas bagi Indonesia untuk memperkuat posisi global sekaligus mendorong industrialisasi dan penciptaan lapangan kerja dalam negeri.