[Medan | 15 Agustus 2025] Untuk pertama kalinya sejak menjabat, Presiden Prabowo Subianto hari ini, Jumat (15/8/2025), akan menyampaikan nota keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 di hadapan DPR. Momen ini menjadi sorotan pelaku pasar, yang akan mencermati bagaimana ambisi agenda populis Prabowo, mulai dari pertumbuhan ekonomi 8%, bantuan sosial, hingga swasembada pangan, dapat berjalan selaras dengan disiplin fiskal.
Pidato kenegaraan yang juga menjadi bagian dari agenda tahunan menjelang Hari Kemerdekaan RI ini diperkirakan memuat kebijakan fiskal, arah ekonomi nasional, dan prioritas pembangunan. Detail rencana belanja dan program strategis akan menjadi fokus investor, mengingat pengumuman spesifik berpotensi menggerakkan saham sektor konsumer, peritel, perbankan, komoditas, hingga energi terbarukan.
Meski awal tahun pasar sempat khawatir terhadap disiplin fiskal pemerintah baru, sentimen mulai membaik setelah kesepakatan dagang Indonesia–AS, pertumbuhan PDB kuartal II yang mencapai 5,12%, lebih tinggi dari perkiraan, serta komitmen pemerintah menjaga defisit. IHSG sendiri telah menguat lebih dari 30% sejak April 2025 dan kini mendekati rekor tertinggi, sementara imbal hasil obligasi acuan berada di level terendah hampir dua tahun dan rupiah menguat sekitar 4% dari titik terlemah.
Ekonom memproyeksikan beberapa area utama dalam RAPBN 2026. Program makan bergizi gratis dan ketahanan pangan diprediksi mendorong saham produsen makanan seperti Indofood CBP (ICBP), Ultrajaya (ULTJ), dan Cisarua Mountain Dairy (CMRY), serta peritel seperti Mitra Adiperkasa (MAPI), Map Aktif (MAPA), Midi Utama (MIDI), dan Alfamart (AMRT). Di sektor perbankan, rencana peningkatan peran koperasi desa dan pembiayaan perumahan terjangkau dapat menguntungkan saham bank BUMN seperti Mandiri (BMRI), BRI (BBRI), BNI (BBNI), dan BSI (BRIS).
Hilirisasi sumber daya dan swasembada energi juga menjadi agenda yang dinantikan, dengan potensi dorongan bagi saham-saham tambang seperti Trimegah Bangun Persada (NCKL), Amman Mineral (AMMN), dan Merdeka Copper Gold (MDKA). Upaya menuju energi bersih dapat menguntungkan TBS Energi (TOBA) dan Barito Renewables (BREN).
Dari sisi pasar obligasi, ekonom memperkirakan imbal hasil 10 tahun bisa turun ke kisaran 5,8–6% pada 2026 seiring tren pelonggaran suku bunga global dan rupiah yang lebih kuat. Sementara itu, rupiah berpeluang lanjut menguat jika defisit tetap terjaga di bawah 3% PDB.
Dengan IHSG yang sudah mendekati level psikologis 8.000, pidato Prabowo hari ini bisa menjadi katalis yang menentukan apakah indeks menembus rekor baru atau justru memicu aksi ambil untung jangka pendek. Jika sentimen global positif dan arus modal asing berlanjut, target 8.000 bukan hal yang mustahil, namun investor tetap perlu mewaspadai potensi koreksi teknikal.
