[Medan | 18 Juli 2025] Data terbaru dari Departemen Perdagangan Amerika Serikat menunjukkan bahwa penjualan ritel AS naik 0,6% pada Juni, melampaui ekspektasi pasar yang diproyeksikan hanya tumbuh sekitar 0,1%. Angka ini mencerminkan rebound setelah dua bulan berturut-turut mengalami penurunan, dengan penurunan 0,1% di April dan 0,9% di Mei.
Kenaikan ini ditopang oleh kenaikan penjualan mobil dan suku cadang sebesar 1,2%, serta meningkatnya belanja konsumen pada sektor pakaian, layanan kesehatan, dan personal care. Meski sektor elektronik dan peralatan rumah tangga menurun, kemungkinan terimbas tarif impor, lonjakan konsumsi di sektor kebutuhan pokok dan restoran menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen masih kuat .
Perekonomian AS sendiri tumbuh kontraksi 0,5% pada kuartal I, namun pasar tenaga kerja tetap solid. Dengan kenaikan inflasi yang mencapai 2,7% secara tahunan di Juni, dipengaruhi sebagian oleh tarif impor, The Fed menjadi lebih berhati-hati dalam mempertimbangkan pemangkasan suku bunga. Meskipun demikian, angka retail ini memberikan sinyal bahwa belanja rumah tangga masih menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi.
Dari sisi pasar modal, indeks saham utama AS seperti S&P 500 dan Nasdaq sempat mencatatkan rekor baru, mengindikasikan optimisme investor yang kembali tumbuh di tengah ketahanan konsumsi domestik. Namun, para analis juga memperingatkan bahwa lonjakan ini bisa jadi “front‑loaded”, untuk menghindari kenaikan tarif impor, sehingga keberlanjutan tren ini masih harus diamati.
Secara keseluruhan, data penjualan ritel AS yang menguat solid memberikan optimisme terhadap daya tahan ekonomi, namun juga menggarisbawahi bahwa diskresi belanja masih dekat dengan kebutuhan pokok. The Fed kemungkinan akan mengamati lebih dalam dampak kelanjutan tarif dan tekanan inflasi sebelum memutuskan langkah berikutnya terhadap suku bunga.