IkutinIkutinIkutin
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
IkutinIkutin
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
Jelajah
  • Ekonomi
  • Tren
  • Teknologi
  • Newsletter
  • Data Pasar
  • Lowongan
  • Kontak
Follow US
2024 ©️ Fawz Finansial Indonesia. All Rights Reserved.
Ekonomi

Pemerintah AS Shutdown, Apa Dampaknya Bagi Indonesia?

By Aurelia Tanu 5 hours ago Ekonomi
Image source: AP/ bbc.com
SHARE

[Medan | 2 Oktober 2025] Pemerintah Amerika Serikat (AS) resmi melakukan shutdown pada Rabu (1/10/2025) setelah Presiden Donald Trump dan Partai Republik gagal mencapai kesepakatan anggaran dengan Demokrat. Kondisi ini membuat sejumlah layanan non-esensial dihentikan sementara, mulai dari jaminan sosial, operasional pemerintahan federal, hingga wisata.

Meski fenomena shutdown bukan hal baru — sejak 1980 sudah terjadi beberapa kali — kali ini situasinya lebih genting karena terjadi saat ekonomi global melambat. Direktur Celios, Bhima Yudhistira, menilai penutupan pemerintahan bisa memperburuk sentimen global. Investor cenderung mencari aset aman seperti emas, sementara permintaan domestik AS berisiko melemah, yang pada gilirannya bisa menekan ekspor Indonesia.

Dari sisi pasar, shutdown biasanya hanya memberikan dampak terbatas, dengan koreksi jangka pendek yang cepat pulih. Namun ancaman Trump untuk menjadikan PHK pegawai federal permanen menambah ketidakpastian, terutama karena pasar tenaga kerja AS saat ini sudah rapuh.

Selain itu, dampak besar juga terlihat pada ketersediaan data ekonomi. Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) terpaksa menghentikan publikasi data penting, termasuk laporan tenaga kerja bulanan dan inflasi. Hal ini menyulitkan The Fed yang sangat bergantung pada data tersebut untuk menentukan arah kebijakan suku bunga.

Bagi Indonesia, shutdown AS berpotensi memberi dua dampak utama. Pertama, pelemahan permintaan impor dari AS yang bisa menekan kinerja ekspor RI. Kedua, meningkatnya ketidakpastian global bisa memicu volatilitas pasar keuangan domestik, di mana investor asing cenderung menahan diri atau keluar dari aset berisiko, termasuk saham dan obligasi Indonesia.

 

You Might Also Like

Neraca Dagang Tercatat US$5,49 M per Agustus, Surplus 64 Bulan Beruntun

Inflasi September 2025: 0,21% Secara Bulanan, 2,65% Secara Tahunan

Purbaya Bantah Minta Bank Naikkan Bunga Deposito Valas Jadi 4%

Purbaya Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lewati 5,5% di Kuartal IV-2025

Trump Kenakan Tarif 100% Untuk Obat-obatan yang Masuk ke AS

TAGGED: AS Shutdown, pemerintah AS Shutdown
Aurelia Tanu October 2, 2025 October 2, 2025
Previous Article Asing Ramai Jual Obligasi Indonesia, Profit Taking atau Ada Sinyal Lain?
Next Article Mulai Penambangan Perdana, Saham Merdeka Gold (EMAS) Siap Meroket?
Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

IkutinIkutin
Komplek CitraLand Gama City, Madison Avenue, Blok R6 No. 90, Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia
adbanner
AdBlocker Terdeteksi
Kami dengan hormat meminta Anda mempertimbangkan untuk memasukkan situs web kami ke dalam daftar putih AdBlocker, karena situs tersebut beroperasi dengan dukungan iklan. Keputusan Anda untuk memasukkan situs kami ke dalam daftar putih akan memberikan kontribusi besar dalam mempertahankan operasinya.
Okay, I'll Whitelist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?