[Medan | 4 November 2025] Tren surplus neraca perdagangan Indonesia mengalami penurunan tajam pada September 2025 setelah mencatat rekor tertinggi dalam tiga tahun terakhir pada Agustus 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, surplus perdagangan Indonesia pada September mencapai US$4,34 miliar, menandai keberlanjutan surplus selama 65 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa surplus September 2025 terutama ditopang oleh komoditas nonmigas dengan nilai mencapai US$5,99 miliar. Komoditas penyumbang utama surplus berasal dari lemak dan minyak hewani nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.
Nilai ekspor Indonesia pada September 2025 tercatat US$24,68 miliar, tumbuh 11,41% secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ekspor nonmigas naik 12,79% menjadi US$23,68 miliar, sementara ekspor migas turun 13,61% menjadi US$0,99 miliar.
Sementara itu, impor meningkat menjadi US$20,34 miliar, naik 7,17% yoy, sehingga mempersempit surplus dibandingkan bulan sebelumnya.
Sebagai perbandingan, pada Agustus 2025, surplus neraca perdagangan mencapai US$5,49 miliar, tertinggi sejak November 2022, dengan dukungan kuat dari ekspor nonmigas senilai US$7,15 miliar.
Dengan hasil September ini, surplus perdagangan Indonesia tetap terjaga dalam tren positif panjang, meskipun menunjukkan tanda perlambatan akibat peningkatan aktivitas impor dan moderasi harga komoditas ekspor utama.

