[Medan | 12 September 2025] Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberi sinyal adanya perubahan pada target defisit dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.
Dalam RAPBN 2026, Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menetapkan defisit sebesar 2,48% dari PDB atau setara Rp638,8 triliun. Angka ini berasal dari target penerimaan negara Rp3.147 triliun dengan belanja negara sebesar Rp3.786,5 triliun.
Purbaya menyebut ada kemungkinan target defisit tersebut berubah, baik naik maupun turun. Namun, keputusan final masih bergantung pada pembahasan dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR.
Selain defisit, pemerintah juga membuka opsi untuk menaikkan alokasi belanja transfer ke daerah (TKD). Dalam RAPBN 2026, TKD sebelumnya dipangkas hampir 25% menjadi Rp649,9 triliun dari Rp864 triliun pada tahun sebelumnya.
Purbaya menilai peningkatan TKD diperlukan untuk menjaga stabilitas di daerah agar dapat lebih fokus mendorong pembangunan ekonomi wilayah. Rencana ini juga akan diajukan ke Komisi XI DPR agar mendapat persetujuan.
Sementara itu, pemerintah dan Komisi XI DPR sebelumnya telah menyepakati sejumlah asumsi dasar makroekonomi RAPBN 2026, antara lain:
– Pertumbuhan ekonomi: 5,4%
– Inflasi: 2,5%
– Nilai tukar: Rp16.500/US$
– Suku bunga SBN 10 tahun: 6,9%
Dari sisi postur, pendapatan negara ditetapkan Rp3.147,7 triliun atau naik 4,74% dibanding target APBN 2025. Belanja negara direncanakan Rp3.786,5 triliun, tumbuh 4,5% dibanding tahun sebelumnya.
Dengan komposisi tersebut, defisit awalnya dipatok Rp638,8 triliun atau 2,48% terhadap PDB. Namun, angka ini kini kembali terbuka untuk direvisi dalam pembahasan bersama DPR.