Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang pada Februari 2025. Angka ini naik tipis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 7,20 juta orang.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa meskipun jumlah pengangguran meningkat, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) justru menurun dari 4,82 persen pada Februari 2024 menjadi 4,76 persen pada Februari 2025. Penurunan TPT ini mencerminkan pertumbuhan angkatan kerja yang lebih tinggi dibandingkan pertambahan jumlah pengangguran.
Data BPS menunjukkan bahwa penduduk usia kerja pada Februari 2025 mencapai 216,79 juta orang, meningkat 2,79 juta orang dibandingkan tahun sebelumnya. Dari total tersebut, sebanyak 153,05 juta orang tergolong sebagai angkatan kerja, atau bertambah 3,67 juta orang secara tahunan.
Sementara itu, jumlah bukan angkatan kerja menurun menjadi 63,74 juta orang, mengindikasikan lebih banyak masyarakat yang mulai aktif mencari pekerjaan atau sudah bekerja. Jumlah penduduk yang bekerja juga meningkat signifikan menjadi 145,77 juta orang, naik 3,59 juta orang dibandingkan Februari 2024.
Rinciannya, pekerja penuh waktu meningkat menjadi 96,48 juta orang (naik 3,21 juta), pekerja paruh waktu naik menjadi 37,62 juta orang (naik 0,82 juta), dan setengah pengangguran menurun menjadi 11,67 juta orang (berkurang 0,44 juta).
Namun demikian, lonjakan jumlah angkatan kerja belum sepenuhnya diimbangi oleh penciptaan lapangan kerja yang memadai. Hal inilah yang menyebabkan angka pengangguran secara absolut tetap mengalami kenaikan, meskipun secara persentase (TPT) terlihat menurun.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja Indonesia masih menghadapi tantangan struktural dalam menyerap tambahan tenaga kerja, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global dan perlambatan pertumbuhan investasi di awal tahun.