[Medan | 2 Oktober 2025] Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indonesia September 2025 sebesar 0,21% secara bulanan (mtm), berbalik arah dari deflasi 0,08% pada Agustus 2025. Secara tahunan (yoy), inflasi tercatat 2,65%, sementara secara tahun kalender (ytd) mencapai 1,6%.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menyampaikan, Indeks Harga Konsumen (IHK) naik dari 185,1 pada Agustus 2025 menjadi 187,4 di September 2025. Inflasi terutama didorong oleh harga bergejolak dengan andil 0,10%, diikuti inflasi inti 0,04%.
Dari sisi konsensus, proyeksi ekonom memang memperkirakan kenaikan moderat. Sebanyak 13 ekonom yang dihimpun Bloomberg memperkirakan inflasi bulanan September 2025 berada di kisaran -0,10% hingga 0,30%, dengan median 0,10%. Sementara itu, 26 ekonom memperkirakan inflasi tahunan mencapai 2,5%, naik dari 2,31% pada Agustus 2025, dengan estimasi berkisar antara 2,2% hingga 2,73%.
Beberapa ekonom menyoroti faktor utama pendorong inflasi. Kepala Ekonom BCA David Sumual memperkirakan inflasi 2,57% yoy dan 0,13% mtm, dipengaruhi kenaikan harga daging ayam dan cabai merah serta tren naik harga emas.
Sementara itu, Ekonom Danamon Hosianna Evalita Situmorang memperkirakan inflasi 2,43% yoy dengan deflasi tipis 0,01% mtm akibat normalisasi harga pangan bergejolak dan tarif transportasi pasca musim puncak, meski tekanan masih muncul dari kelompok pendidikan serta perawatan pribadi.
Dengan capaian ini, inflasi domestik tetap terkendali di bawah target 3% Bank Indonesia, memberi ruang tambahan bagi otoritas moneter dalam menjaga stabilitas harga dan nilai tukar.