[Medan | 2 September 2025] Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,08 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Agustus 2025. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan deflasi terutama disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Komoditas penyumbang utama dari kelompok ini adalah tomat dengan andil deflasi 0,10 persen dan cabai rawit dengan andil 0,07 persen.
Berdasarkan catatan BPS, deflasi pada bulan Agustus tercatat secara konsisten dalam periode 2021 hingga 2025. Tingkat deflasi Agustus 2025 sebesar 0,08 persen lebih rendah dibandingkan dengan deflasi pada Agustus 2024 maupun 2023.
Meski terjadi deflasi secara bulanan, Indonesia tetap mencatat inflasi 2,31 persen secara tahunan pada Agustus 2025. Inflasi tahunan terutama dipicu kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik 3,99 persen dan menyumbang andil 1,14 persen. Komoditas dengan andil terbesar dalam kelompok ini adalah bawang merah.
Selain kelompok tersebut, emas perhiasan juga tercatat memberikan kontribusi cukup besar terhadap inflasi tahunan. Dari sisi wilayah, inflasi tahunan terjadi di 37 provinsi dengan tingkat tertinggi di Sumatera Utara sebesar 4,2 persen. Sementara Papua Barat menjadi satu-satunya provinsi yang mencatat deflasi sebesar 0,87 persen.