[Medan | 8 September 2025] Harga emas dunia berpotensi melesat hingga US$ 5.000 per troy ons seiring meningkatnya ketegangan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pejabat Federal Reserve (The Fed). Analis Goldman Sachs menilai intervensi politik terhadap bank sentral berisiko menurunkan kepercayaan investor terhadap dolar AS dan mendorong aliran dana ke emas sebagai aset safe haven.
Jika hanya satu persen dari pasar obligasi pemerintah AS yang dimiliki swasta beralih ke emas, harga logam mulia tersebut diperkirakan akan naik mendekati US$ 5.000 per troy ons. Demikian disampaikan Kepala Riset Komoditas Global Goldman Sachs, Daan Struyven, seperti dikutip dari Mining.com, Jumat (5/9/2025).
Riset Goldman Sachs menekankan bahwa independensi The Fed yang terganggu bisa menimbulkan inflasi lebih tinggi, menekan harga saham serta obligasi jangka panjang, dan mengikis status dolar AS sebagai mata uang cadangan utama dunia. Situasi itu dinilai memperkuat posisi emas sebagai penyimpan nilai yang tidak bergantung pada kepercayaan institusional.
Kenaikan harga emas sendiri sudah berlangsung tajam sejak awal tahun. Pada Rabu (3/9/2025), harga emas sempat menembus rekor US$ 3.578,50 per troy ons sebelum ditutup di sekitar US$ 3.560. Sepanjang 2025, harga logam mulia tersebut telah menguat sekitar 35 persen, didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, pembelian bank sentral global, serta kekhawatiran atas kondisi utang dan politik di Amerika Serikat.
Namun pada Kamis (4/9/2025), emas terkoreksi 0,38 persen ke level US$ 3.545,8 per troy ons akibat aksi ambil untung setelah reli ke rekor tertinggi sehari sebelumnya.
Perhatian pelaku pasar kini tertuju pada rilis data tenaga kerja nonfarm payrolls Amerika Serikat yang akan menjadi penentu arah kebijakan suku bunga The Fed. Data terbaru menunjukkan klaim pengangguran meningkat lebih tinggi dari perkiraan, memperkuat tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed disebut sudah hampir sepenuhnya diperhitungkan pasar. Karena itu, laporan pekerjaan bulanan menjadi fokus utama karena setiap perubahan prospek akan langsung memengaruhi pergerakan dolar AS dan pada akhirnya berdampak pada emas.
Goldman Sachs memproyeksikan harga emas akan bertahan di rata-rata US$ 3.700 per troy ons pada akhir 2025, lalu berlanjut ke kisaran US$ 4.000 pada pertengahan 2026. Proyeksi ini belum memasukkan potensi pergeseran besar dari aset dolar ke emas yang dinilai bisa mempercepat kenaikan hingga ke level US$ 5.000.