[Medan | 15 Agustus 2025] Goldman Sachs memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) akan memangkas suku bunga acuan sebanyak tiga kali pada 2025, masing-masing sebesar 25 basis poin, dan dilanjutkan dua kali lagi pada 2026. Proyeksi tersebut akan menurunkan suku bunga terminal ke kisaran 3,00%–3,25%, dari level saat ini di 4,25%–4,50%.
Prediksi ini muncul setelah data inflasi terbaru menunjukkan tekanan harga yang semakin mereda. Berdasarkan laporan Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa (12/8), Indeks Harga Konsumen (CPI) Juli hanya naik 0,2% secara bulanan, melambat dari kenaikan 0,3% pada Juni dan sejalan dengan ekspektasi pasar. Penurunan harga bensin sebesar 2,2% menjadi salah satu faktor utama pelemahan inflasi, sementara harga pangan tidak berubah setelah naik 0,3% dalam dua bulan berturut-turut sebelumnya.
Data tersebut mendorong pelaku pasar untuk memperbesar ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan September. Berdasarkan perhitungan LSEG, kontrak berjangka suku bunga AS pada Rabu malam menunjukkan probabilitas 93% untuk pemangkasan 25 basis poin bulan depan, serta peluang 7% untuk pemangkasan lebih besar sebesar 50 basis poin, naik dari 3% pada hari sebelumnya. Secara keseluruhan, pelaku pasar kini memperkirakan total pemangkasan sekitar 65 basis poin sepanjang tahun ini, meningkat dari perkiraan 60 basis poin pekan lalu.
Kenaikan peluang pemangkasan setengah poin tersebut dipicu oleh pernyataan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, yang mendorong The Fed untuk mengambil langkah agresif. Dalam wawancara terpisah dengan Fox News dan Bloomberg TV, Bessent menilai kondisi pasar tenaga kerja yang melemah menjadi alasan kuat untuk memangkas suku bunga lebih besar. Ia mengacu pada data Biro Statistik Tenaga Kerja yang menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja pada Mei, Juni, dan Juli melambat, berlawanan dengan estimasi awal yang sebelumnya lebih optimistis.