[Medan | 10 September 2025] The Federal Reserve diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga jangka pendek pada pertemuan minggu depan, dengan peluang pemangkasan berlanjut hingga akhir tahun. Langkah ini dipandang sebagai upaya menopang pasar tenaga kerja AS yang sudah melemah bahkan sebelum Presiden Donald Trump memberlakukan tarif impor lebih tinggi.
Revisi tahunan awal Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukkan perekonomian AS menciptakan 911 ribu lapangan kerja lebih sedikit dalam 12 bulan hingga Maret dibandingkan laporan sebelumnya. Dengan demikian, rata-rata kenaikan penggajian bulanan kemungkinan kurang dari setengah dari 147 ribu yang sempat diumumkan.
Ditambah dengan data terbaru yang juga menunjukkan perlambatan pertumbuhan lapangan kerja, The Fed kini memiliki alasan lebih kuat untuk menurunkan suku bunga pada September.
Para pedagang di pasar keuangan mempertahankan taruhan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan dari 4,25%–4,50% sebesar 25 basis poin pada pertemuan 16–17 September. Penurunan dengan besaran yang sama juga diperkirakan terjadi pada pertemuan Oktober.
Selain itu, probabilitas pemangkasan ketiga pada Desember masih dipandang tinggi, meskipun ekspektasi untuk pemangkasan tambahan pada Januari 2026 mulai menurun. Probabilitas penurunan suku bunga keempat kini berada di bawah 40%, turun dari hampir 50% sebelum data revisi tenaga kerja dirilis.
Ketua The Fed Jerome Powell sebelumnya menegaskan bahwa risiko pelemahan pasar tenaga kerja berpotensi membutuhkan pelonggaran kebijakan moneter secara hati-hati. Namun, ruang pemangkasan tetap terbatas selama inflasi berada di atas target 2% dan tekanan tambahan dari tarif impor baru masih membayangi.
Arah kebijakan suku bunga The Fed akan semakin jelas setelah rilis dua laporan inflasi pada akhir pekan ini. Data tersebut diperkirakan menunjukkan tekanan harga yang masih persisten.