[Medan | 17 Juli 2025] Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara menegaskan bahwa dalam enam bulan ke depan mereka akan memprioritaskan investasi pada sektor mineral dan energi. Hal itu disampaikan oleh Managing Director Investment Danantara, Stefanus Ade Hadiwidjaja, saat menghadiri acara Pertamina Investor Day di Jakarta, Rabu (16/7) .
Dalam sektor mineral, Danantara menyoroti potensi hilirisasi komoditas seperti nikel, aluminium, bauksit, dan tembaga, dengan tujuan menambah nilai tambah sumber daya alam Indonesia. Sementara itu, dalam sektor energi, perhatian dialokasikan ke berbagai subsektor, mulai dari energi baru dan terbarukan (EBT), sektor minyak dan gas bumi, hingga pengembangan petrokimia. Stefanus menekankan pentingnya kolaborasi strategis dengan Pertamina untuk merealisasi rencana ini.
Selain itu, Danantara juga telah mengidentifikasi sektor-sektor lain yang akan dijajaki dalam jangka menengah hingga panjang (2–3 tahun), termasuk infrastruktur digital, khususnya pusat data, sektor kesehatan meliputi jaringan rumah sakit dan fasilitas plasma darah, serta jasa keuangan melalui inovasi seperti sekuritisasi untuk memperluas kapasitas layanan perbankan dan keuangan nasional.
Sebagai bagian dari forum tersebut, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menawarkan kepada calon investor 19 proyek strategis yang dikelola oleh subholding Pertamina, dengan nilai total mencapai sekitar US$ 9,25 miliar, atau senilai Rp150 triliun. Proyek ini mencakup dua pilar utama: penguatan ketahanan energi nasional dari hulu migas hingga distribusi BBM, serta pengembangan energi rendah karbon, termasuk biofuel, panas bumi, teknologi bersih, dan produk petrokimia.
Inisiatif Danantara untuk memprioritaskan sektor mineral dan energi dalam enam bulan ke depan merupakan langkah progresif yang sejalan dengan strategi hilirisasi nasional. Kolaborasi dengan Pertamina dan besarnya nilai proyek yang ditawarkan menandakan potensi aliran investasi besar ke sektor strategis. Bagi investor, ini menjadi sinyal penting untuk mengawasi saham emiten tambang, EBT, petrokimia, dan migas, yang mungkin mencatat akselerasi kinerja dan valuasi dalam jangka menengah hingga panjang.