[Medan | 10 November 2025] Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar (capital outflow) sebesar Rp4,58 triliun pada pekan pertama November 2025, didominasi oleh aksi jual investor nonresiden di pasar Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp4,42 triliun.
Data transaksi periode 3–6 November 2025 juga menunjukkan arus keluar dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp2,69 triliun, meski hal itu sebagian tertahan oleh arus masuk ke pasar saham sebesar Rp2,54 triliun.
Secara kumulatif sepanjang 2025, investor asing mencatat jual neto masing-masing senilai Rp39,13 triliun di saham, Rp0,91 triliun di SBN, dan Rp137,71 triliun di SRBI, menurut data setelmen BI per 6 November 2025.
Kondisi tersebut berdampak pada kenaikan premi risiko Indonesia, di mana Credit Default Swap (CDS) tenor lima tahun naik ke 75,49 basis poin (bps) dari 73,03 bps pada akhir Oktober. Kenaikan CDS mengindikasikan meningkatnya persepsi risiko investasi terhadap aset Indonesia di mata pasar global.
Sejalan dengan tekanan tersebut, nilai tukar rupiah pada Kamis (6/11) ditutup di Rp16.690 per dolar AS, sementara yield SBN 10 tahun naik ke 6,17%, mengikuti kenaikan yield US Treasury 10 tahun ke 4,08%. Namun pada Jumat (7/11), yield SBN sempat turun tipis ke 6,15% di tengah pergerakan rupiah yang relatif stabil di Rp16.695 per dolar AS.

