[Medan | 1 Agustus 2025] Pada 30 Juli 2025, CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, bertemu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk membahas strategi pembiayaan melalui penerbitan obligasi guna mendukung 33 proyek strategis nasional.
Dalam pertemuan tersebut, lima proyek diprioritaskan berdasarkan kesiapan dan potensi manfaat sosial-ekonomi yang tinggi, bertujuan agar setiap rupiah dari investasi publik memberikan dampak yang nyata bagi pembangunan daerah dan nasional.
Danantara Indonesia merencanakan penerbitan obligasi korporasi untuk mendanai proyek-proyek tersebut. Diskusi ini mencerminkan pendekatan sinergis antara pemerintah dan sektor swasta dalam mempercepat realisasi proyek-infrastruktur demi kesejahteraan masyarakat. Sri Mulyani menekankan pentingnya transparansi dan koordinasi antar lembaga serta komunikasi efektif kepada publik dan pelaku pasar.
Penerbitan obligasi oleh entitas swasta seperti Danantara untuk proyek infrastruktur merupakan langkah inovatif dalam pembiayaan pembangunan publik. Skema ini memungkinkan transfer sebagian beban dari APBN ke pasar modal, memberikan ruang fiskal lebih luas bagi pemerintah. Lewat pendekatan ini, pendanaan proyek tidak hanya bergantung pada anggaran negara, tetapi juga pada investor institusional maupun ritel.
Dengan lima proyek prioritas yang siap dieksekusi di berbagai kota, obligasi publik yang diterbitkan bisa memiliki daya tarik investasi rendah risiko namun berdampak tinggi, khususnya jika diikat dengan jaminan pendapatan dari proyek-proyek tersebut.
Koordinasi erat antara Danantara dan pemerintah menjadi pionir model pembiayaan struktur publik-swasta yang profesional, membuka peluang kolaborasi lebih luas di masa mendatang untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan efisiensi produksi infrastruktur nasional.