[Medan | 21 Agustus 2025] Bank Indonesia (BI) memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga acuan Fed Funds Rate (FFR) sebanyak dua kali pada semester II/2025, masing-masing 25 basis poin. Dengan begitu, total penurunan diperkirakan mencapai 50 bps sehingga FFR berakhir di kisaran 3,75%–4% pada akhir tahun, lebih rendah dari posisi saat ini di 4,25%–4,5%.
Perkiraan ini didasarkan pada proyeksi perlambatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, yang sejalan dengan melemahnya permintaan domestik. Tekanan inflasi juga semakin terkendali, sehingga mendorong ekspektasi pasar bahwa The Fed akan lebih longgar dalam kebijakan moneternya. Meski demikian, BI menekankan bahwa ketidakpastian global dalam jangka pendek masih tinggi dan tetap harus diantisipasi.
Secara global, BI memandang perekonomian dunia akan tumbuh di bawah 3% pada 2025–2026. Pelemahan tersebut tidak lepas dari implementasi tarif resiprokal oleh Amerika Serikat sejak 7 Agustus 2025, yang diperluas dari 44 menjadi 70 negara. Beberapa tarif, seperti untuk India dan Swiss, bahkan lebih tinggi dari pengumuman awal. Kebijakan perdagangan ini berpotensi mengurangi volume ekspor-impor antarnegara dan pada akhirnya menekan laju pertumbuhan global, termasuk di AS.
Dalam kondisi seperti itu, pemangkasan suku bunga oleh The Fed diperkirakan menjadi salah satu upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. BI melihat langkah ini sekaligus akan memberikan sinyal positif bagi stabilitas pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia.