[Medan | 20 Agustus 2025] Bank Indonesia (BI) diproyeksikan menahan suku bunga acuan di 5,25% pada rapat dewan gubernur pekan ini, menyusul pengumuman RAPBN 2026 oleh Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan peningkatan belanja untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 5,4% tahun depan.
Dari 39 ekonom yang disurvei Bloomberg, mayoritas memperkirakan BI tidak mengubah kebijakan, sementara sebagian kecil melihat peluang pemangkasan 25 basis poin.
RAPBN 2026 memuat program prioritas seperti makan gratis, perumahan, dan koperasi desa, dengan belanja lebih dari US$233 miliar dan defisit dijaga moderat. Namun, ambisi ini bergantung pada pencapaian penerimaan negara yang tinggi. Menurut ekonom ANZ Krystal Tan, target tersebut memperkuat bias pelonggaran moneter, tetapi BI kemungkinan menunggu dampak dari pemangkasan suku bunga 100 bps sejak September lalu sambil menjaga stabilitas Rupiah.
Ekonomi Indonesia sempat tumbuh tercepat dalam dua tahun terakhir, meski masih dibayangi lemahnya kredit dan manufaktur. Inflasi yang rendah membuka ruang bagi pelonggaran ke depan, dan sejumlah analis memprediksi suku bunga bisa turun hingga 4% pada 2026. Namun, BI juga harus mempertahankan selisih suku bunga dengan The Fed yang segera memulai siklus pemangkasan agar arus modal asing tetap stabil.
Dengan Rupiah yang menguat lebih dari 1% terhadap dolar AS bulan ini, BI berada pada posisi menunggu dan berhati-hati. Rapat Agustus dinilai akan menjadi titik penting untuk melihat keseimbangan antara dukungan fiskal pemerintah dan ruang kebijakan moneter bank sentral.