[Medan | 16 Juli 2025] Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan (BI‑Rate) di level 5,50% pada rapat dewan gubernur bulan Juli 2025. Namun, sejumlah analis tetap memandang ruang untuk penurunan sebesar 25 basis poin masih terbuka dalam beberapa bulan mendatang, menyusul konsensus pelaku pasar yang melihat potensi inflasi domestik menurun dan stabilitas nilai tukar.
Ekonom macro keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky, menilai penahanan diperlukan untuk menghadapi tekanan inflasi yang biasanya merangkak naik memasuki musim liburan dan tahun ajaran baru. Pada Juni, inflasi tercatat melonjak menjadi 1,87% YoY, naik dari 1,60% pada Mei 2025.
Kondisi global juga turut menekan. Ketegangan geopolitik dan ancaman tarif balasan AS masih membayangi prospek ekonomi dunia. The Fed sendiri masih mempertahankan range suku bunga di 4,25–4,50%, karena mereka menunggu data inflasi terbaru dan menilai dampak tarif AS terhadap ekonomi belum tampak sepenuhnya.
Economist Bank Permata, Josua Pardede, juga berpendapat BI sarat argumen untuk mengunci suku bunga pada RDG kali ini. Meskipun ruang untuk pemangkasan sebesar 25 bps tetap terbuka, ketidakpastian eksternal, terutama dari risiko tarif AS, menyulitkan BI mengambil langkah lebih agresif.
Prediksi ini juga mendapat dukungan dari Kepala Ekonom BCA, David Sumual, yang menyebut mayoritas dari 33 ekonom memperkirakan BI tetap mempertahankan BI‑Rate di 5,50%. Meski masih ada tekanan eksternal, kondisi ekonomi domestik yang melambat memberi peluang bagi penurunan suku bunga di masa mendatang, namun bukan di Juli.