[Medan | 9 Mei 2025] Amerika Serikat dan Inggris telah mencapai kesepakatan dagang baru yang memberikan sejumlah pelonggaran tarif bagi produk-produk utama asal Inggris. Dalam kesepakatan ini, AS menyetujui pengurangan tarif impor mobil dari Inggris yang sebelumnya sempat dinaikkan Presiden Donald Trump sebesar 25% menjadi 10% untuk kuota maksimal 100.000 unit per tahun.
Kebijakan ini dinilai akan membantu produsen mobil mewah asal Inggris seperti Jaguar Land Rover dan Rolls Royce. Namun, karena jumlah kuotanya hampir sama dengan total ekspor mobil Inggris ke AS tahun sebelumnya, analis menilai ruang pertumbuhan ke depan menjadi terbatas.
Di sektor logam, AS juga memangkas tarif impor atas baja dan aluminium dari Inggris yang sebelumnya dikenakan bea masuk hingga 25%. Langkah ini memberikan kelegaan bagi industri logam Inggris yang sempat terpukul akibat kebijakan proteksionis Trump sejak awal tahun.
Kesepakatan ini juga mencakup sektor pertanian. Kedua negara menyetujui akses timbal balik untuk ekspor daging sapi, dengan Inggris memperoleh kuota ekspor sebesar 13.000 metrik ton. Meski angka ini disampaikan oleh Kantor Perdana Menteri Inggris, pihak Gedung Putih belum mengonfirmasi detail tersebut.
Dari sisi AS, pemerintah menyatakan kesepakatan ini membuka peluang ekspor senilai US$ 5 miliar, termasuk US$ 700 juta untuk etanol dan US$ 250 juta dalam bentuk produk pertanian lainnya. Permintaan untuk meningkatkan ekspor etanol dan daging sapi ke Inggris merupakan agenda lama dari pihak AS.
Meski disambut sebagai pencapaian penting oleh pemimpin kedua negara, sejumlah analis menilai perjanjian ini tidak secara signifikan mengubah lanskap perdagangan bilateral. Sebab, bea masuk sebesar 10% tetap dikenakan pada sebagian besar barang asal Inggris, sehingga arah kebijakan perdagangan AS masih menunjukkan sikap proteksionis yang kuat.