[Medan | 17 Juli 2025] Setelah Presiden AS Donald Trump menurunkan tarif impor untuk Indonesia dari 32% menjadi 19%, PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengimpor energi dari Amerika Serikat, khususnya minyak mentah dan LPG. Pernyataan ini disampaikan VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, di Jakarta pada Rabu (16/7/2025).
Fadjar menjelaskan bahwa saat ini pihaknya telah menjalin kesepakatan untuk pengadaan minyak mentah dan LPG dari AS. Namun, untuk produk liquefied natural gas (LNG), Fadjar menyatakan bahwa belum ada pembicaraan atau kesepakatan lebih lanjut.
Ia juga mengungkapkan bahwa Pertamina telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan sejumlah mitra dari Amerika Serikat dalam rangka mengoptimalkan pengadaan feedstock, yaitu minyak mentah yang dibutuhkan untuk kilang-kilang di Indonesia. Langkah ini dinilai sebagai bentuk dukungan Pertamina terhadap kebijakan pemerintah dalam menjalin hubungan dagang yang lebih erat dengan AS.
Fadjar menambahkan bahwa mayoritas LPG yang diimpor Indonesia tahun lalu, sekitar 57%, berasal dari AS. Meskipun begitu, pihaknya tetap membuka peluang untuk meningkatkan volume impor LPG dari negara tersebut. Terkait rincian nilai dan volume impor minyak mentah dan LPG, Fadjar mengatakan bahwa hal tersebut masih dalam tahap negosiasi dan belum dapat disampaikan secara pasti.
Sementara itu, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Wakil Kepala BKPM serta Wakil Komisaris Utama Pertamina, Todotua Pasaribu, mengonfirmasi bahwa pembahasan terkait detail produk energi yang akan diimpor dari AS masih berlangsung. Ia menekankan bahwa pemerintah dan Pertamina masih dalam proses konsolidasi karena kesepakatan ini tergolong baru.
