[Medan | 11 Desember 2025] PT Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka suspensi perdagangan saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, serta Waran Seri I (INET-W) di seluruh pasar. Suspensi dicabut mulai sesi I perdagangan pada Rabu (10/12/2025).
Keputusan tersebut mendapat respons positif dari analis. Dalam riset terbarunya, Samuel Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi Spec-BUY dan menaikkan target harga INET secara signifikan menjadi Rp 1.350 per saham, atau mencerminkan potensi kenaikan sekitar 74,2% dari harga penutupan terakhir di Rp 775.
Kinerja Melonjak Tajam
Revisi target harga ini didorong oleh perbaikan proyeksi laba serta kuatnya kinerja perseroan pada kuartal III-2025. Sepanjang Januari–September 2025, INET membukukan kinerja jauh melampaui ekspektasi:
- Pendapatan: Rp 68,6 miliar (+190,5% YoY)
- Laba bersih: Rp 19,4 miliar (+818,9% YoY), setara 86% dari estimasi setahun penuh
Pertumbuhan pendapatan paling besar berasal dari segmen layanan internet (ISP), yang berkontribusi Rp 67 miliar atau tumbuh 188,4% YoY. Lonjakan ini sejalan dengan pesatnya pertumbuhan pelanggan PT Solusi Sinergi Digital (WIFI) yang menjadi mitra INET—melonjak dari 220.000 pelanggan pada Desember 2024 menjadi 1,5 juta pelanggan per September 2025.
Profitabilitas juga membaik signifikan. Pada kuartal III-2025:
- GPM: 66,3% (vs 51,6% pada 2024)
- Marjin EBITDA: 76,4% (vs 26,8%)
- EBITDA: Rp 18 miliar (+728,8% YoY)
Rencana Ekspansi Besar
Perseroan menyiapkan ekspansi agresif dengan kebutuhan pendanaan sekitar Rp 4,2 triliun. Rinciannya meliputi:
- Rights issue Rp 3,2 triliun pada 2025 (menunggu persetujuan OJK)
- Penerbitan obligasi Rp 1 triliun pada 2026
Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan kabel bawah laut, proyek Fiber To The Home (FTTH), layanan internet berbasis node, serta akuisisi PT Personel Alih Daya Tbk (PADA) dan PT Trans Hybrid Communication (THC) untuk memperkuat kapabilitas kontraktor FTTH dan managed services.
Proyeksi Laba Melejit
Dengan ekspansi tersebut, proyeksi laba INET tampak semakin agresif:
- 2026: laba bersih Rp 257 miliar (+849,2% YoY)
- 2027: laba bersih Rp 736 miliar (+185,7% YoY)
Valuasi target Rp 1.350 mengacu pada EV/EBITDA 2027F sekitar 25x, dengan INET dipandang sebagai salah satu operator ISP dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia, ditopang meningkatnya kebutuhan internet berkecepatan tinggi untuk kerja jarak jauh, hiburan digital, dan kebutuhan rumah tangga.
Risiko yang Perlu Dicermati
Meski prospeknya kuat, beberapa risiko masih perlu diperhatikan:
- Potensi keterlambatan ekspansi jaringan
- Pertumbuhan pelanggan tidak sesuai proyeksi
- Tekanan daya beli masyarakat yang dapat memengaruhi adopsi layanan
Untuk 2026, pendapatan INET diperkirakan mencapai Rp 942 miliar (+284% YoY) dengan marjin EBITDA tetap solid di kisaran 66–70%.

