[Medan | 12 Desember 2025] Sinyal penawaran umum perdana saham (IPO) PT Titan Infra Sejahtera kian menguat. Perusahaan melalui anak usaha PT Servo Lintas Raya (SLR) mengoperasikan jalan khusus batu bara (hauling road) sepanjang 118 km, dengan kapasitas angkut 50 juta ton, yang menghubungkan Kabupaten Lahat, Muara Enim, dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Jalan ini terkoneksi dengan pelabuhan batu bara PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ), anak usaha Titan Infra, yang saat ini mampu menampung 34 juta ton per tahun dan berencana ditingkatkan menjadi 45 juta ton per tahun.
Peningkatan infrastruktur dilakukan secara bertahap, dari jalan gravel menjadi jalan chipseal, yang mengurangi waktu tempuh hingga 50% dari 7–8 jam menjadi 3–4 jam per trip. Direktur Utama Titan Infra, Suryo Suwignjo, menjelaskan manfaatnya:
- Menghemat bahan bakar (BBM)
- Mengurangi biaya pemeliharaan truk
- Mempercepat distribusi batu bara ke pelabuhan
Selain itu, Titan Infra juga membangun jalan pengumpan (feeder road) untuk menjangkau tambang yang belum terkoneksi dengan SLR. Pelanggan utama logistik perusahaan antara lain:
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
- PT Mustika Indah Permai (MIP), anak usaha PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI)
- PT Manambang Muara Enim (MME)
- PT Duta Bara Utama (DBU)
Sumatera Selatan memiliki cadangan batu bara melimpah sebesar 9,3 miliar ton, tetapi volume produksi baru sekitar 100 juta ton per tahun, jauh di bawah produksi Kalimantan yang mencapai 687 juta ton pada 2024. Titan Infra berada di posisi strategis sebagai penyedia infrastruktur logistik terbesar di Sumatera Selatan dan memiliki prospek pertumbuhan kuat lima tahun ke depan. Direktur Victor B. Tanuadji menekankan kesiapan perusahaan mendukung peningkatan volume produksi industri batu bara di wilayah tersebut.
Sinyal IPO Titan Infra semakin kuat di tengah antrean calon emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan total 13 perusahaan dalam pipeline IPO hingga 5 Desember 2025. Berdasarkan klasifikasi aset:
- 3 perusahaan skala menengah (Rp50–250 miliar)
- 8 perusahaan skala besar (di atas Rp250 miliar)
- 2 perusahaan skala kecil (di bawah Rp50 miliar)
Distribusi calon emiten berdasarkan sektor:
- Material dasar: 2
- Konsumer non-siklikal: 1
- Energi: 1 (Titan Infra)
- Finansial: 5
- Industri: 1
- Teknologi: 1
- Transportasi & logistik: 2
Titan Infra semula menargetkan IPO pada 2025 dengan rencana melepas 10% saham. Meski harga batu bara global menurun, perusahaan tetap melanjutkan ekspansi terukur, didukung reputasi dan brand awareness yang kuat di industri batu bara, sehingga mempersiapkan IPO dengan posisi yang solid.

