[Medan | 6 Oktober 2025] Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mengeluarkan saham PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) dari papan pemantauan khusus full call auction (FCA) mulai Jumat (3/10/2025).
Sebelumnya, saham CBRE masuk dalam pengawasan sejak 24 September 2025 setelah disuspensi selama delapan hari bursa. Pada sesi I perdagangan Jumat pagi pukul 09.36 WIB, saham CBRE melonjak ke level Rp1.000 atau naik 24,22%. Volume perdagangan mencapai 228,99 juta saham dengan nilai transaksi sekitar Rp220 miliar. Sepanjang tahun berjalan, saham CBRE telah melesat lebih dari 5.000% dari posisi awal Rp19 perak.
Rencana Akuisisi Kapal Senilai USD100 Juta
Kenaikan harga saham CBRE terjadi di tengah rencana aksi korporasi besar. Perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Oktober 2025 untuk meminta restu atas rencana akuisisi kapal pipe-laying & lifting vessel “Hai Long 106” senilai USD100 juta atau setara Rp1,6 triliun.
Kapal tersebut merupakan milik Hilong Shipping Holding, anak usaha Hilong Holding Limited yang terdaftar di Bursa Efek Hong Kong. Hilong dijadwalkan menggelar extraordinary general meeting (EGM) pada 16 Oktober 2025 untuk membahas penjualan kapal kepada CBRE.
Langkah Ekspansi ke Bisnis Offshore Energy
Manajemen CBRE menegaskan bahwa RUPSLB menjadi tahap penting untuk memfinalisasi akuisisi dan mengalihkan kepemilikan aset secara legal dan operasional.
Menurut Head of Online Trading Sucor Sekuritas, Daniel Wiguna, langkah ini krusial agar CBRE dapat segera mengeksekusi proyek-proyek strategis di 2026. Penundaan agenda RUPSLB berisiko menimbulkan opportunity lost dan berdampak pada kinerja laba.
Perseroan menilai akuisisi tersebut sebagai bagian dari strategi ekspansi ke sektor offshore energy services, seiring meningkatnya kebutuhan jasa kapal pendukung proyek energi di dalam dan luar negeri. Kapal baru itu akan memperkuat kapasitas operasional sekaligus membuka peluang pendapatan berulang dari proyek infrastruktur migas dan energi lepas pantai.
Target Masuk Indeks MSCI
CBRE juga menyiapkan strategi pasar modal jangka menengah dengan menargetkan potensi masuk ke indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) Small Cap. Pada perdagangan terakhir, harga saham CBRE ditutup di Rp1.005 per saham, membawa kapitalisasi pasar mencapai Rp4,56 triliun, sesuai kisaran syarat MSCI Small Cap sebesar Rp3–5 triliun.
Namun, porsi free float CBRE baru sekitar 20%, atau senilai Rp912 miliar. Berdasarkan kriteria MSCI, nilai minimal free float market cap harus mencapai USD161 juta atau sekitar Rp2,58 triliun. Untuk memenuhi syarat tanpa menambah free float, kapitalisasi pasar CBRE perlu naik hingga Rp12,9 triliun, setara dengan harga saham sekitar Rp3.000.
Rights Issue dan Prospek Ke Depan
Untuk memperkuat struktur permodalan, CBRE berencana menerbitkan hingga 48 miliar saham baru melalui rights issue. Dana hasil aksi korporasi ini akan digunakan untuk mendanai ekspansi dan akuisisi kapal senilai USD100 juta. Manajemen optimistis langkah ini dapat meningkatkan kinerja keuangan, memperbesar basis investor, serta menjaga likuiditas saham di pasar.
Dengan kombinasi strategi ekspansi agresif dan penguatan fundamental, CBRE berupaya memperkuat posisinya sebagai pemain baru di sektor energi dan infrastruktur lepas pantai, sekaligus meningkatkan daya tarik bagi investor domestik maupun global.