[Medan | 18 September 2025] Mayoritas saham perbankan bergerak menghijau pada perdagangan Selasa (17/9/2025), menyusul keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 16–17 September 2025.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) memimpin penguatan dengan lonjakan 3,35% atau 45 poin ke Rp1.385 per saham, dengan kenaikan 21,93% secara year-to-date (YtD). PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menguat 2,18% ke Rp4.220, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) naik 1,83% ke Rp4.450, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) terangkat 0,67% ke Rp4.510. Sementara itu, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) menguat tipis 0,38% ke Rp2.650.
Namun, di tengah reli saham sektor perbankan, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) justru terkoreksi 0,95% atau turun 75 poin ke Rp7.825 per saham. Secara YtD, BBCA melemah 18,86% atau 1.825 poin.
Koreksi BBCA memunculkan spekulasi di kalangan pelaku pasar. Salah satunya terkait kabar yang beredar mengenai dugaan pembobolan rekening dana nasabah (RDN) milik anak usaha PT Panca Global Kapital Tbk (PEGE) di BCA. Corporate Secretary PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) I Ketut Alam Wangsawijaya mengatakan saat ini BCA sedang melakukan investigasi mendalam terhadap kejadian tersebut, bersama-sama dengan perusahaan sekuritas terkait. Sentimen negatif semacam ini kerap menekan pergerakan harga saham, terutama saat terjadi di tengah momentum positif sektor perbankan secara umum.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai penguatan saham perbankan mencerminkan respons positif pasar terhadap total pemangkasan suku bunga BI sebesar 125 bps sepanjang tahun ini. Menurutnya, penurunan suku bunga akan menekan biaya dana (cost of fund) perbankan, mendorong pertumbuhan kredit dengan kualitas baik, dan berpotensi menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL).
Prospek tersebut juga dapat mendukung net interest margin (NIM) perbankan lebih optimal. Apalagi secara teknikal asing sudah mulai masuk, tren net sell mereda, dan banyak saham bank besar yang relatif murah dengan dividend yield menarik kini mulai diakumulasi investor.
Di sisi fundamental, Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan keputusan suku bunga sejalan dengan prakiraan inflasi 2025–2026 yang rendah dan stabil dalam target 2,5±1%, sekaligus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.