[Medan | 3 Oktober 2025] Proses penyehatan BUMN Karya kini beralih ke Danantara Indonesia setelah sebelumnya berada di bawah koordinasi Kementerian BUMN. Dalam tahap ini, skema merger kembali mencuat sebagai bagian dari strategi konsolidasi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Bloomberg Technoz, rencana tersebut mencakup penggabungan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) ke dalam PT Hutama Karya (Persero) atau HK. Sementara PT Nindya Karya (Persero) dan PT Brantas Abipraya (Persero) akan dilebur ke dalam PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI). Adapun PT PP (Persero) Tbk atau PTPP direncanakan tetap berdiri sendiri.
Entitas hasil merger HK dan ADHI akan difokuskan pada segmen civil engineering, meliputi perancangan, konstruksi, dan pemeliharaan infrastruktur serta lingkungan buatan. Sedangkan PTPP akan fokus pada dua lini bisnis, yakni civil engineering dan Engineering, Procurement, Construction (EPC), dengan tanggung jawab penuh atas keseluruhan proses konstruksi.
Menanggapi perkembangan ini, manajemen PTPP menyatakan masih menunggu arahan resmi dari Danantara. Corporate Secretary PTPP Joko Raharjo menuturkan bahwa sampai saat ini perusahaan masih menunggu arahan dan kajian dari Danantara terkait informasi yang beredar.
Hingga kini belum ada tanggapan resmi dari Danantara. Namun, skema tersebut selaras dengan penjelasan sebelumnya yang menyebutkan bahwa merger BUMN Karya akan menyisakan tiga entitas.
Chief Operating Officer Danantara Dony Oskaria dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI pada 23 Juli 2025 menyampaikan bahwa konsolidasi BUMN konstruksi menjadi bagian dari 22 program kerja prioritas Danantara. Ia menjelaskan bahwa perhitungan yang sedang dilakukan mengarah pada terbentuknya tiga perusahaan karya yang lebih kuat di masa depan.
Dony menegaskan tiga entitas hasil konsolidasi akan diarahkan sebagai kontraktor murni. Sementara itu, anak usaha yang bergerak di luar sektor kontraktor dan membebani keuangan akan dipisahkan dalam kelompok tersendiri.