[Medan | 3 Oktober 2025] PT Mega Manunggal Property Tbk. (MMLP) resmi memiliki pengendali baru setelah PT Astra International Tbk. (ASII) melalui anak usahanya, PT Saka Industrial Arjaya (SIA), menuntaskan akuisisi 83,67% saham pada 30 September 2025. Nilai transaksi mencapai Rp3,34 triliun.
Dengan akuisisi ini, SIA menjadi pemegang saham pengendali baru MMLP dan akan melaksanakan tender offer wajib. Saham yang diambil alih berasal dari PT Suwana Arta Mandiri selaku pengendali lama (49,23%), Bridge Leed Limited (17,51%), serta sejumlah pemegang saham minoritas lain, termasuk Provident Warehouse, Shalimar Sulisto, hingga Tiga Investments.
Menurut Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, aksi korporasi ini menjadi katalis positif. Bagi MMLP, masuknya Astra membuka akses modal, jaringan klien, dan tata kelola yang lebih kuat. Sementara bagi ASII, akuisisi ini bersifat strategis karena memperluas diversifikasi bisnis, khususnya di sektor logistik dan properti industri yang relevan dengan otomotif, agribisnis, dan distribusi.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Arinda Izzati menambahkan, stabilitas pendapatan jangka menengah MMLP berpotensi membaik berkat dukungan Astra. Namun, bagi ASII, efek finansialnya relatif kecil dibanding skala konglomerasi, meskipun tetap signifikan secara strategis.
Nafan menilai prospek properti pergudangan MMLP masih menjanjikan, terlebih di era suku bunga rendah. Namun, saham MMLP dinilai kurang likuid sehingga potensi kenaikan harga lebih banyak bersifat spekulatif, terutama terkait tender offer.
Sementara untuk ASII, valuasi saham tergolong murah dengan PBV 1,06x dan PER 7,44x. Nafan memberi rekomendasi add dengan target harga Rp5.900 per saham. Arinda bahkan merekomendasikan beli dengan target Rp6.000 per saham, didukung pemulihan otomotif, alat berat, serta kontribusi sektor finansial.
Head of Research Retail MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, saham MMLP saat ini berada di support Rp545 dan resistance Rp570 per saham. Adapun saham ASII berada di support Rp5.550 dan resistance Rp5.775 per saham. Ia menyarankan investor mengambil posisi wait and see.