[Medan | 28 Oktober 2025] Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali melakukan evaluasi mayor terhadap konstituen indeks LQ45 untuk periode November 2025 hingga Januari 2026. Dalam pembaruan ini, terdapat lima saham baru yang masuk dan lima saham yang dikeluarkan dari daftar indeks berisi saham-saham paling likuid di bursa.
Saham yang masuk ke LQ45 adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL). Kelima emiten tersebut memiliki bobot masing-masing sebesar 0,73% (BUMI), 8,04% (DSSA), 1,0% (EMTK), 0,57% (HEAL), dan 0,43% (NCKL).
Adapun saham yang dikeluarkan dari LQ45 meliputi PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
Setelah pembaruan, tiga saham dengan bobot terbesar di indeks LQ45 kini ditempati oleh BBCA (15%), BBRI (13,52%), dan DSSA (8,04%).
Selain LQ45, BEI juga mengumumkan perubahan pada indeks IDX30, di mana PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menjadi anggota baru menggantikan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL).
Rangkuman perubahan indeks BEI (periode 3 November 2025 – 30 Januari 2026):
- LQ45
- Masuk: BUMI, DSSA, EMTK, HEAL, NCKL
- Keluar: ARTO, BRIS, JSMR, MAPA, SMRA
- IDX30
- Masuk: AADI, PGEO
- Keluar: AKRA, EXCL

