[Medan | 9 Oktober 2025] Penyedia indeks global Morgan Stanley Capital International (MSCI) dijadwalkan melakukan rebalancing pada November 2025. Agenda ini menjadi sorotan investor karena berpotensi memicu pergerakan signifikan pada saham-saham tertentu di Bursa Efek Indonesia (BEI).
VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menilai rebalancing kali ini dapat kembali menggerakkan IHSG, terutama di saham-saham konglomerasi yang berpotensi menjadi konstituen baru MSCI. Ia mencontohkan, pada rebalancing Agustus lalu, saham DSSA dan CUAN melonjak masing-masing 87% dalam tiga bulan menjelang pengumuman resmi. Keduanya juga mencatat arus masuk asing signifikan, masing-masing Rp270 miliar dan Rp1,64 triliun.
Untuk rebalancing November mendatang, MSCI akan mengumumkan hasil review pada 5 November dan berlaku efektif mulai 25 November 2025. Berdasarkan kriteria seperti free float, kapitalisasi pasar lebih dari US$1,8 miliar, dan likuiditas transaksi tinggi, Audi menilai belum ada kandidat baru untuk indeks global. Namun, saham SSIA dan BRMS berpeluang masuk ke kategori Small Cap Index berkat peningkatan likuiditas dan kapitalisasi pasar.
Sementara itu, analis Samuel Sekuritas, Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman, memperkirakan BREN dan BRMS berpotensi masuk ke MSCI Indonesia Big Cap, terutama setelah BREN meningkatkan porsi free float-nya. BRMS juga berpotensi naik kelas ke MSCI Global Standard Index jika reli harga sahamnya mampu menembus Rp800. Di sisi lain, saham KLBF dinilai berisiko dikeluarkan dari MSCI Global Standard Index karena penurunan free-float adjusted market cap di bawah US$1,2 miliar.
Dengan rekam jejak kuat bahwa saham-saham baru MSCI cenderung mencatat kenaikan tajam sebelum rebalancing efektif, investor diperkirakan mulai melakukan front running menjelang pengumuman resmi pada awal November.