[Medan | 10 Desember 2025] PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai 9.050 pada akhir 2026, dengan skenario bull di 9.350 dan bear di 7.670. Head of Equity Analyst and Strategy Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan bahwa sejumlah sektor memiliki potensi menarik bagi investor tahun depan, antara lain sektor keuangan, emas dan tembaga, alat berat, retail, konsumer, kesehatan, serta teknologi. Ia juga menyoroti IDX30 yang dinilai masih memiliki valuasi tertinggal, sehingga berpeluang menarik minat investor asing ketika momentum pemulihan menguat.
Proyeksi ini didukung oleh beberapa sentimen makroekonomi yang positif. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto diperkirakan naik menjadi 5,2% pada 2026, dibandingkan proyeksi 5% pada 2025, seiring kebijakan fiskal yang lebih ekspansif. Chief Economist Mandiri Sekuritas Rangga Cipta memperkirakan defisit fiskal sebesar 2,8% dari PDB, sedikit lebih tinggi dari target anggaran 2,7%, mencerminkan pengeluaran yang lebih agresif namun juga potensi kekurangan penerimaan.
Rupiah diperkirakan rata-rata berada di Rp 16.800 per dolar AS pada 2026, melemah 1,8% dibandingkan proyeksi 2025 di Rp 16.500. Tekanan diperkirakan muncul dari defisit transaksi berjalan yang lebih lebar serta penurunan suku bunga The Fed yang cenderung lebih dangkal.
Inflasi rata-rata diproyeksikan meningkat menjadi 2,8% (yoy) pada 2026 dari 1,9% pada 2025, terutama karena efek dasar yang rendah dari penyesuaian tarif listrik tahun ini. Dari sisi kebijakan moneter, BI Rate terminal diperkirakan berada di 4,25%, yang mengindikasikan ruang untuk dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing 25 basis poin pada kuartal I dan kuartal IV 2026.
Sementara itu, sejak awal tahun hingga 9 Desember 2025, IHSG telah menguat 20,86% menjadi 8.657,18. Pada perdagangan Senin, indeks bahkan sempat menyentuh level penutupan tertinggi sepanjang masa di 8.710,69.

