[Medan | 13 Oktober 2025] PT Kimia Farma Tbk (KAEF) tengah menyelesaikan restrukturisasi utang bank senilai sekitar Rp6 triliun. Dari total 11 kreditur, 10 di antaranya sudah menyetujui restrukturisasi, sementara satu kreditur lainnya ditargetkan mencapai kesepakatan pada Oktober ini.
Direktur Utama Kimia Farma Djagad Prakasa Dwialam menyampaikan bahwa restrukturisasi ini akan memberi ruang bagi perseroan untuk menunda sebagian beban biaya dan memperbaiki kondisi keuangan. Restrukturisasi diharapkan memperkuat bisnis dan menciptakan nilai jangka panjang bagi perusahaan.
Para kreditur melihat prospek industri farmasi masih positif dengan Kimia Farma memiliki posisi strategis di sektor tersebut. Dari total kreditur, dua bank yang sebelumnya alot dalam proses restrukturisasi adalah Bank Central Asia (BBCA) dan Bank Muamalat Indonesia. Hingga kini, restrukturisasi yang sudah disetujui mencapai lebih dari Rp5 triliun.
Kinerja Mulai Membaik
KAEF berhasil memangkas kerugian secara signifikan. Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, rugi bersih turun menjadi Rp95 miliar dari Rp227 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan kerugian ini didorong efisiensi operasional dan fokus pada produk dengan margin lebih tinggi.
Meski belum mencetak laba tahun ini, Djagad menegaskan kondisi keuangan KAEF jauh lebih baik dibanding 2023 yang merugi Rp2,2 triliun dan 2024 sebesar Rp1,2 triliun. Perubahan ini menunjukkan proses pemulihan berjalan sesuai arah yang diharapkan.
Dukungan dari Danantara
Sebagai bagian dari ekosistem Danantara Indonesia, KAEF mendapat dukungan strategis dari induk holding BUMN tersebut. Djagad menuturkan Danantara menilai masalah yang dihadapi Kimia Farma bersifat sementara dan dapat diperbaiki. Dukungan yang diberikan bukan berupa injeksi modal langsung, tetapi melalui pendampingan dalam proses penyehatan dan meyakinkan kreditur terhadap prospek perusahaan.
Diskusi mengenai potensi dukungan permodalan dari Danantara masih berlangsung dan diharapkan hasilnya akan terlihat pada kuartal IV-2025.
COO Danantara Indonesia Dony Oskaria sebelumnya menyatakan bahwa Danantara memiliki roadmap untuk memperkuat kinerja BUMN di bawah naungannya. Dari 1.060 perusahaan yang dikonsolidasikan, dilakukan evaluasi fundamental untuk menentukan restrukturisasi dan konsolidasi.
Saham KAEF Menguat
Di lantai bursa, saham KAEF naik 5,61% ke posisi 565 pada perdagangan Senin (13/10/2025). Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi merekomendasikan beli dengan support di 525 dan resistance di 615. Ia menilai saham KAEF berpotensi masuk fase bullish setelah rebound dari MA20 dan breakout MA50, dengan RSI di level 65 dan MACD histogram positif.