[Medan | 3 Desember 2025] JP Morgan memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang mencapai level 10.000 pada 2026. Proyeksi tersebut didukung ekspektasi percepatan belanja pemerintah, pendanaan melalui Danantara, dan perbaikan kondisi makro global yang mendorong konsumsi domestik serta pemulihan laba emiten.
Dalam laporan Indonesia Equity 2026 Outlook, tim riset JP Morgan yang dipimpin Henry Wibowo menilai pasar berpotensi memasuki fase pertumbuhan yang lebih konstruktif setelah tahun politik 2025. JP Morgan menetapkan target dasar IHSG pada akhir 2026 di level 9.100 dengan asumsi pertumbuhan laba 8 persen dan valuasi 15 kali earnings multiple. Target optimistis berada di 10.000, sementara skenario pesimistis diproyeksikan di 7.800.
Proyeksi tersebut sejalan dengan strategi pada indeks MXID dengan target dasar 7.200, bear case 6.000, dan bull case 7.500.
JP Morgan memprediksi kebijakan moneter akan tetap longgar pada 2026, termasuk potensi pemangkasan suku bunga BI sebesar 50 basis poin, seiring perbaikan likuiditas sektor keuangan. Defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap terjaga di bawah 1 persen PDB. Namun, volatilitas rupiah dinilai masih menjadi risiko utama yang dapat memengaruhi arus modal dan kepercayaan pelaku usaha.
Peran Danantara sebagai Katalis Pasar
Laporan tersebut menyoroti peran penting Danantara sebagai katalis pertumbuhan pasar. Struktur kelembagaan yang memisahkan fungsi holding melalui BPI Danantara, pengelolaan aset melalui DAM, dan pengelolaan investasi melalui DIM dianggap sebagai fondasi strategis. Mandat publik Danantara yang independen dari anggaran fiskal memberikan ruang untuk menghimpun pendanaan eksternal, menyalurkan investasi, dan menjalankan belanja pemerintah guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
JP Morgan menilai eksekusi Danantara pada 2026 dapat menjadi faktor penentu rerating valuasi pasar, karena berpotensi mengubah dinamika alokasi modal domestik.
Partisipasi investor ritel di pasar saham Indonesia telah mencapai rekor tertinggi pada paruh kedua 2025, serupa lonjakan pada masa pandemi 2020. Minat terutama meningkat pada saham grup konglomerasi dan konstituen indeks. Partisipasi ritel diperkirakan tetap kuat pada semester pertama 2026 dan mulai moderat di semester kedua, bergantung pada penerapan definisi Adjusted Free Float dari MSCI yang akan diumumkan kuartal pertama dan berlaku Mei 2026.
Sebaliknya, aliran dana institusi diproyeksikan meningkat bertahap sepanjang tahun, ditopang mandat investasi publik baru melalui Danantara serta peningkatan porsi alokasi aset ekuitas pada dana pensiun dan lembaga jaminan sosial negara.

