[Medan | 14 Agustus 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada perdagangan Rabu (13/8/2025), dengan ditutup naik 1,30% ke level 7.892. Posisi ini tinggal selangkah lagi dari rekor all time high (ATH) yang pernah tercapai pada 19 September 2024 di level 7.905.
Kenaikan IHSG kemarin sekaligus menandai reli empat hari beruntun, dengan total penguatan sekitar 3,5% sejak awal pekan. Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) pun mencapai rekor baru di Rp 14.203 triliun, didukung derasnya aliran dana asing senilai Rp 1,49 triliun di seluruh pasar.
Penguatan IHSG kemarin didorong derasnya arus modal asing yang mencatat net buy Rp 1,49 triliun di seluruh pasar. Saham-saham berkapitalisasi besar menjadi incaran, terutama PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang mencatat pembelian bersih asing sebesar Rp 724,2 miliar, diikuti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 405,78 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 278,75 miliar.
Dari sisi sentimen global, rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) bulan Juli 2025 menunjukkan kenaikan tahunan sebesar 2,7%, lebih rendah dari perkiraan 2,8%. Data ini memicu spekulasi kuat bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), akan memangkas suku bunga acuan pada pertemuan kebijakan September mendatang.
Menurut CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan sebesar 25 basis poin meningkat menjadi lebih dari 90% setelah rilis data tersebut, naik dari sekitar 86% sehari sebelumnya. Kondisi ini memicu penguatan di pasar ekuitas global dan turut mengangkat minat investor terhadap aset berisiko di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Di sisi domestik, optimisme pasar juga didorong oleh stabilnya nilai tukar rupiah serta antisipasi positif menjelang pidato Presiden Prabowo Subianto terkait Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 pada 15 Agustus 2025. Investor berharap pemerintah akan memaparkan arah kebijakan fiskal yang pro-pertumbuhan dan memberikan stimulus terhadap perekonomian.
Secara teknikal, IHSG kini berada tepat di bawah area resistance 7.905–7.910. Jika level ini berhasil ditembus, target berikutnya berada di kisaran 8.000 hingga 8.100. Meski peluang tersebut cukup besar mengingat derasnya arus modal asing dan sentimen global yang kondusif, pelaku pasar tetap perlu mewaspadai potensi aksi ambil untung apabila indeks menyentuh rekor tertinggi baru, serta risiko eksternal seperti ketidakpastian geopolitik dan fluktuasi harga komoditas.