[Medan | 10 Oktober 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menorehkan lonjakan tajam sebesar 1% dan ditutup di level 8.254,54 pada akhir perdagangan Kamis (9/10/2025). Kenaikan signifikan yang terjadi sekitar pukul 15.06 WIB ini bertepatan dengan kunjungan Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, ke Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam kunjungannya, Purbaya menyampaikan keyakinannya bahwa IHSG “bakal melesat alias to the moon dalam jangka pendek.” Ucapan bernada optimistis itu langsung memicu respons positif dari pelaku pasar, mendorong aksi beli di berbagai sektor, terutama perbankan.
Sektor Perbankan Jadi Penggerak Utama
IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 8.272,63 atau naik 1,31% sebelum ditutup sedikit lebih rendah. Berdasarkan data perdagangan, 462 saham menguat, 241 melemah, dan 253 stagnan. Lonjakan indeks terutama didorong oleh aksi beli agresif di saham-saham perbankan, yang menjadi motor utama penguatan hari ini.
Saham bank-bank besar kompak menghijau, di antaranya Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik 4,03%, Bank Mandiri (BMRI) 3,53%, Bank Tabungan Negara (BBTN) 5,51%, dan Bank Negara Indonesia (BBNI) 3,55%. Sentimen positif ini juga muncul setelah rapat koordinasi antara Menteri Keuangan Purbaya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad yang membahas ekosistem keuangan dan program strategis pemerintah menjelang satu tahun pemerintahan.
“Purbaya Effect” Dorong Likuiditas Bank
Menurut analis Phintraco Sekuritas, rencana pemerintah menarik dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) dari Bank Indonesia senilai Rp70 triliun menjadi salah satu katalis tambahan bagi saham perbankan. Sebagian dana tersebut akan ditempatkan di Bank Pembangunan Daerah (BPD) seperti Bank Jakarta dan Bank Jatim dengan nilai sekitar Rp10–20 triliun.
Prospek Cerah Sektor Perbankan
Riset BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) juga memperkirakan sektor perbankan akan tetap menjadi penopang utama IHSG bulan ini. Penurunan suku bunga acuan BI sebesar 50 basis poin, turunnya tingkat Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) hingga 4,8%, serta penyesuaian suku bunga deposito LPS, dinilai memperbaiki likuiditas dan menekan biaya dana perbankan.
Dengan valuasi yang masih menarik, BRIDS menilai sektor perbankan menawarkan potensi imbal hasil menarik bagi investor. Saat ini, rata-rata Price to Book Value (PBV) berada di kisaran 1,9 kali dengan yield dividen antara 1,5% hingga 9,7%. RHB Sekuritas juga menilai peluang kenaikan saham perbankan masih terbuka, terutama dengan prospek pembagian dividen yang tetap atraktif.