[Medan | 3 Juni 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tajam 1,54% ke level 7.065 pada Senin, 2 Juni 2025. Koreksi ini menjadi yang terdalam sejak 8 Mei 2025, bahkan sempat menyentuh minus 1,70% pada sesi pertama perdagangan.
Tekanan terutama datang dari sektor perbankan dengan kapitalisasi besar. Saham BBCA turun 3,19%, BMRI anjlok 4,25%, BBRI melemah 5,62%, dan BBNI terkoreksi 2,67%. Nilai transaksi yang tinggi pada saham-saham ini memperburuk tekanan jual di pasar.
Menurut Felix Darmawan, Equity Research Analyst Panin Sekuritas, koreksi IHSG dipicu oleh aksi ambil untung pasca kenaikan 6% selama Mei — penguatan bulanan tertinggi sejak 2009. Kondisi overbought mendorong investor untuk merealisasikan cuan.
Dari sisi eksternal, ketidakpastian arah kebijakan tarif AS turut menjadi pemberat. Putusan Pengadilan Perdagangan AS yang awalnya membatalkan sebagian besar tarif era Trump sempat disambut positif, namun dibatalkan kembali oleh pengadilan banding, menimbulkan ketidakpastian baru. Di sisi lain, eskalasi konflik Rusia-Ukraina turut memicu kekhawatiran terhadap stabilitas global.
Dari dalam negeri, rilis neraca perdagangan April 2025 turut membebani sentimen. Surplus neraca dagang anjlok dari US$ 4,33 miliar menjadi hanya US$ 0,15 miliar, akibat lonjakan impor sebesar 21,84% YoY, jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekspor yang hanya 5,76%. Ketidakseimbangan ini mengindikasikan tekanan eksternal terhadap perekonomian domestik.