[Medan | 15 Agustus 2025] Pasar keuangan Indonesia kembali menghijau pada perdagangan Kamis (14/8/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 0,93% atau naik 73,07 poin ke 7.965,98 pada sesi pertama, mencetak rekor intraday tertinggi sepanjang masa di 7.973,98. Sebelumnya, rekor tertinggi intraday IHSG berada di level 7.910,56 yang tercatat pada 19 September 2024.
Di penutupan perdagangan kemarin, IHSG juga membukukan rekor harga penutupan baru di 7.931,25, menguat 0,43% dan mengakumulasi tren positif selama lima hari beruntun. Sejumlah pelaku pasar bahkan memproyeksikan indeks berpeluang menembus 8.000 pada akhir pekan ini, bertepatan dengan momentum perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
Kenaikan IHSG ini pun ditopang oleh penguatan saham-saham blue chip dan emiten milik konglomerat. DCI Indonesia (DCII) menjadi penggerak utama dengan kontribusi 32,96 poin setelah melesat 10% ke Rp336.675 per saham. Disusul DSSA milik Grup Sinar Mas yang naik 5,02% ke Rp92.975 per saham (kontribusi 17,15 poin), serta Telkom Indonesia (TLKM) yang melonjak 5,66% ke Rp3.360 per saham (kontribusi 20,51 poin). Masuknya aliran modal asing juga memperkuat reli, dengan nilai beli bersih asing mencapai Rp1,52 triliun pada Rabu.
Dari sisi eksternal, bursa Asia-Pasifik bergerak bervariasi. Nikkei 225 Jepang melemah, sedangkan Kospi Korea Selatan dan S&P/ASX 200 Australia menguat. Pasar global saat ini masih dibayangi ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed serta rilis data ketenagakerjaan Australia, inflasi produsen AS, dan klaim pengangguran yang menjadi acuan pergerakan modal global.
Fokus investor hari ini juga akan tertuju pada pidato Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 yang akan disampaikan Presiden Prabowo Subianto di hadapan DPR RI. Pidato ini menjadi momen penting pertama Prabowo dalam kapasitasnya sebagai Presiden untuk memaparkan arah kebijakan fiskal dan ekonomi nasional tahun depan.
Bila pidato tersebut menegaskan kebijakan fiskal pro-pertumbuhan, seperti peningkatan belanja infrastruktur atau insentif investasi, sektor konstruksi, utilitas, dan barang konsumsi berpotensi terdorong positif. Sebaliknya, jika fokus diarahkan pada pengendalian defisit dan efisiensi belanja, pasar berpotensi bereaksi lebih hati-hati meski positif untuk stabilitas jangka panjang.
Meski asumsi makro seperti target pertumbuhan 5,2–5,8% dan defisit 2,48–2,53% PDB telah diungkap dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF), pelaku pasar tetap menunggu kejutan kebijakan yang bisa memicu pergerakan signifikan di IHSG.
Dengan posisi IHSG yang sudah mendekati level psikologis 8.000, pidato Presiden Prabowo hari ini berpotensi menjadi katalis penentu arah indeks, baik mendorong ke rekor baru maupun memicu aksi ambil untung jangka pendek.
Meski euforia rekor baru masih terasa, sejumlah analis mengingatkan potensi terjadinya aksi profit taking jangka pendek mengingat kenaikan IHSG sudah cukup masif dalam lima hari terakhir. Jika sentimen eksternal positif berlanjut dan arus dana asing konsisten masuk, target 8.000 bukan hal yang mustahil. Namun investor juga perlu waspada potensi koreksi teknikal.