[Medan | 18 Juni 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menghentikan tren penurunan selama empat hari berturut-turut dengan ditutup menguat 0,54% ke posisi 7.155 pada Selasa (17/6).
Pilarmas Investindo Sekuritas menyampaikan bahwa penguatan IHSG kali ini didorong oleh sentimen domestik yang positif. Di tengah dominasi sentimen risk-off dari global, pelaku pasar tengah mencermati arah kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17–18 Juni 2025. Konsensus pasar memperkirakan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,5%.
Langkah tersebut dinilai sebagai bagian dari strategi BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, di tengah meningkatnya ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik, khususnya konflik antara Iran dan Israel. Kebijakan ini juga selaras dengan strategi moneter BI yang bertujuan menjaga inflasi tetap dalam target 2,5% ±1% untuk tahun 2024 dan 2025.
Pilarmas menambahkan bahwa kebijakan BI juga berperan sebagai langkah mitigasi terhadap potensi volatilitas nilai tukar dan arus keluar modal asing (capital outflow), dengan harapan menjaga stabilitas pasar keuangan domestik.
Sementara itu, bursa saham Asia menunjukkan pergerakan yang cenderung bervariasi (mixed), seiring sikap hati-hati pelaku pasar yang masih dibayangi oleh konflik di Timur Tengah. Pilarmas juga menyoroti bahwa Presiden AS Donald Trump telah menyerukan evakuasi Teheran di tengah berlanjutnya serangan udara Israel.
Trump kembali menegaskan bahwa Iran sebaiknya menyetujui proposal kesepakatan nuklir. Namun, Iran disebut-sebut bersedia melanjutkan pembicaraan soal program nuklir selama AS tidak ikut campur dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Israel. Hal ini sedikit meredakan kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik yang lebih luas.
Di sisi lain, pelaku pasar juga menantikan kejelasan arah kebijakan moneter dari bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Pasar memproyeksikan suku bunga akan tetap bertahan, tetapi ketidakpastian mengenai kebijakan tarif dagang AS turut menjadi tekanan tambahan bagi sentimen global. Pilarmas menyatakan bahwa pasar akan mencermati dengan seksama setiap sinyal yang diberikan The Fed mengenai prospek kebijakan moneternya ke depan.