[Medan | 28 November 2025] PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengumumkan bahwa Direktur Utama Julfi Hadi resmi mengundurkan diri dari posisinya. Surat pengunduran diri tersebut diterima perseroan pada 25 November 2025 dan disampaikan kepada publik melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (27/11/2025).
Sejalan dengan ketentuan Pasal 8 ayat (3) POJK 33/2014, PGEO diwajibkan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam waktu paling lambat 90 hari kalender untuk membahas dan memutuskan perubahan struktur direksi.
Hingga saat ini, belum ada penjelasan resmi mengenai alasan pengunduran diri Julfi Hadi. Ia menjabat sebagai Direktur Utama PGEO sejak ditetapkan melalui RUPS pada Juni 2023. Pergantian mendadak di level kepemimpinan puncak ini menarik perhatian pelaku pasar, terlebih PGEO tengah berada dalam fase ekspansi bisnis panas bumi dan penguatan portofolio energi hijau di bawah holding Pertamina New & Renewable Energy.
Di sisi kinerja keuangan, PGEO baru saja merilis laporan hingga 30 September 2025. Perseroan mencatat peningkatan pendapatan menjadi US$ 318,86 juta, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 306,02 juta.
Namun, peningkatan beban pokok pendapatan dan berbagai biaya operasional menekan profitabilitas perseroan. Laba operasi turun menjadi US$ 158,60 juta dari US$ 171,80 juta tahun sebelumnya. Perusahaan juga membukukan rugi selisih kurs sebesar US$ 10,22 juta serta kenaikan beban keuangan menjadi US$ 22,88 juta dari US$ 16,80 juta.
Setelah memperhitungkan seluruh pos tersebut, laba bersih PGEO menyusut menjadi US$ 104,26 juta, dibandingkan US$ 133,97 juta pada September 2024.
Kombinasi penurunan kinerja laba bersih dan pergantian direksi secara tiba-tiba berpotensi meningkatkan volatilitas pergerakan saham PGEO dalam jangka pendek. Pasar akan mencermati perkembangan RUPS, arah strategi pengelolaan biaya, serta langkah antisipatif manajemen untuk menjaga profitabilitas di tengah meningkatnya tekanan beban keuangan.

