[Medan | 8 Oktober 2025] Maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan menerima injeksi modal jumbo senilai US$1,44 miliar atau sekitar Rp23,39 triliun dari PT Danantara Asset Management (DAM) melalui skema penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD). Aksi korporasi ini diharapkan menjadi titik balik bagi pemulihan fundamental keuangan Garuda.
Berdasarkan prospektus yang dirilis pada 6 Oktober 2025, Danantara akan menyalurkan dana dalam dua bentuk: setoran tunai sebesar US$1,441 miliar (Rp23,39 triliun) dan konversi pinjaman pemegang saham (shareholder loan/SHL) senilai US$405 juta (Rp6,56 triliun). Adapun Garuda akan menerbitkan 407,9 miliar saham baru Seri D dengan harga pelaksanaan Rp75 per saham, sesuai hasil penilaian wajar KJPP Areyanto & Rekan.
Pasca transaksi, kepemilikan Danantara akan melonjak dari 64,54% menjadi 93,5%, sementara Trans Airways terdilusi menjadi 1,47% dan publik tinggal 5,03%. Seluruh dana hasil PMTHMETD akan digunakan untuk memperkuat struktur keuangan, dengan alokasi:
– 29% untuk modal kerja dan operasional,
– 37% untuk tambahan modal ke Citilink,
– 22% untuk ekspansi armada, dan
– 12% untuk pembayaran utang bahan bakar Citilink kepada Pertamina periode 2019–2021
Pelaksanaan aksi korporasi ini menunggu persetujuan RUPS Luar Biasa pada 12 November 2025, dengan target penerbitan saham baru pada 24 November dan pencatatan di BEI pada 25 November 2025.
Secara fundamental, suntikan dana ini akan menurunkan rasio utang terhadap aset Garuda dari 123% menjadi 96% serta meningkatkan rasio lancar dari 0,44x menjadi 1,53x, memperbaiki likuiditas dan daya tahan keuangan perusahaan secara signifikan.
Aksi Danantara ini dinilai pasar sebagai sinyal kuat dukungan pemerintah terhadap kelanjutan restrukturisasi Garuda, sekaligus membuka ruang bagi re-rating saham GIAA yang selama ini tertekan isu leverage tinggi dan modal kerja terbatas.