[Medan | 17 Oktober 2025] Badan Pengelola Investasi BPI Danantara mengungkap tingginya minat investor terhadap proyek waste to energy atau pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL). CIO BPI Danantara, Pandu Sjahrir, menyebut hingga kini ada 120 perusahaan dan konsorsium yang mendaftar untuk mengikuti lelang 10 proyek pertama.
Tingginya minat ini tak lepas dari ketentuan power purchase agreement (PPA) yang menarik secara komersial. Sesuai Perpres No 109/2025, PLN ditugaskan membeli listrik dari PSEL dengan tarif 20 sen per kWh, tanpa negosiasi dan tanpa eskalasi harga. Lahan proyek juga disiapkan pemerintah secara gratis.
Pandu menekankan ada tiga kriteria utama bagi calon investor:
– Memiliki teknologi PSEL yang kompetitif
– Mampu mengatasi isu lingkungan terkait proyek
– Memiliki kekuatan finansial yang memadai
Danantara juga terbuka untuk berperan sebagai partner, baik sebagai majority maupun minority shareholder.
Program PSEL di Indonesia meniru model China (2007–2008) yang sukses mengatasi lonjakan produksi sampah akibat urbanisasi. Menurut Pandu, saat ini China justru mengalami kekurangan sampah untuk menjalankan PLTSa mereka, menjadi pelajaran bagi Indonesia.
Setiap proyek diperkirakan membutuhkan biaya US$150–200 juta (Rp2,5–3,3 triliun). Pemerintah menargetkan memulai 10 proyek PSEL pada akhir 2025, dengan total rencana 33 proyek di berbagai kota di seluruh Indonesia.