[Medan | 28 Agustus 2025] Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menggandeng GEM Co Ltd., perusahaan publik asal China yang bergerak di bidang metalurgi hijau, untuk membangun smelter nikel hidrometalurgi atau high pressure acid leach (HPAL). Proyek ini diperkirakan menelan investasi senilai US$1,42 miliar atau sekitar Rp23,2 triliun, dan akan digarap bersama PT Vale Indonesia Tbk. (INCO).
Kerja sama tersebut diawali dengan penandatanganan head of agreement (HoA) yang menetapkan kerangka investasi smelter berkapasitas 66.000 ton nikel dalam bentuk mixed hydroxide precipitate (MHP) per tahun. CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, menjelaskan proyek ini juga membuka peluang kolaborasi dengan mitra global lain. Menurutnya, integrasi riset, energi hijau, serta sistem daur ulang tertutup menjadikan proyek ini strategis dalam agenda hilirisasi dan keberlanjutan industri mineral di Indonesia.
Selain proyek smelter, GEM telah menanamkan investasi US$30 juta untuk membangun laboratorium riset metalurgi bersama Institut Teknologi Bandung (ITB). Langkah ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat penelitian dan pengembangan industri baterai dan material hijau. Dalam lima tahun ke depan, inisiatif di Indonesia Green Industrial Park (IGIP) ditargetkan menciptakan 80.000 lapangan kerja baru.
Kesepakatan investasi GEM di proyek HPAL Vale bermula dari pertemuan bisnis dalam kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Beijing pada November 2024. Dalam struktur kepemilikan, GEM akan menggenggam hingga 25% saham, Vale sekitar 30%, sementara sisanya ditawarkan kepada mitra lain. GEM dan Vale juga mempertimbangkan ekspansi ke hilir dengan membangun pabrik anoda dan prekursor baterai.
Vale Indonesia sendiri tengah mencari mitra tambahan untuk proyek smelter di Bahodopi, Sulawesi Tengah, yang bernilai sekitar US$2 miliar termasuk pengembangan tambang. Saat ini, proyek tersebut dijalankan oleh PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia, usaha patungan Vale dengan GEM Hong Kong International Co. Ltd. Smelter HPAL Bahodopi ditargetkan dapat beroperasi komersial paling cepat tahun depan.
Secara keseluruhan, Vale Indonesia mengelola tiga proyek besar di Bahodopi, Pomalaa, dan Sorowako dengan total investasi mencapai US$8,5 miliar, yang semuanya diarahkan untuk memperkuat kapasitas hilirisasi nikel nasional.