[Medan | 30 Juni 2025] Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) resmi menggelontorkan dana sebesar US$120 juta atau sekitar Rp1,94 triliun (kurs Rp16.200) kepada PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
Dana segar ini akan difokuskan pada pembiayaan sejumlah proyek strategis, khususnya pengembangan energi panas bumi hingga kapasitas 3 gigawatt (GW). Langkah ini memperkuat kolaborasi jangka panjang Danantara dan PGEO yang sebelumnya telah mendiskusikan roadmap proyek geothermal nasional.
Salah satu proyek prioritas yang mendapat perhatian adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Gunung Tiga berkapasitas 55 megawatt (MW), yang baru saja diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai simbol akselerasi transisi energi nasional.
PLTP Gunung Tiga terletak di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Waypanas dan berada satu kluster dengan proyek Ulubelu yang telah lebih dulu beroperasi. Menurut Direktur Utama PGEO Julfi Hadi, lokasi Gunung Tiga memiliki karakteristik sumber panas bumi yang menjanjikan, dengan pembangunan infrastruktur yang telah dimulai sejak April 2025.
Suntikan dana sebesar ini bukan hanya memperkuat struktur permodalan perusahaan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan pasar terhadap prospek jangka panjang PGEO. Masuknya Danantara, yang membawa kredibilitas sebagai lembaga investasi negara, memberikan sinyal kuat bahwa proyek-proyek PGEO layak didukung dan berpotensi memberikan imbal hasil tinggi.
Keberpihakan pemerintah terhadap transisi energi bersih, apalagi dengan dukungan langsung dari Presiden, turut memperkuat sentimen bahwa PGEO sedang berada dalam jalur strategis nasional. Hal ini bisa mendorong persepsi investor bahwa PGEO adalah salah satu emiten yang akan paling diuntungkan dari arus besar transisi energi dan program investasi hijau.